Selasa, 26 Oktober 2010

Merapi dan Mbah Maridjan

Hari itu Selasa senja, 26 Oktober 2010, terjadi peristiwa meletusnya Merapi, dan sepertinya akan menjadi tambahan sejarah bencana di negriku, setelah sehari sebelumnya Selasa, 25 Oktober 2010 juga terjadi bencana di dua lokasi yang berbeda, yaitu Banjir di Jakarta dan Gempa - Tsunami di Mentawai, Sumbar.  Sebenarnya tak hanya itu bencana di negeri ini, beberapa pekan sebelumnya juga ada bencana banjir bandang di Wassior dan bencana-bencana lainnya di segala penjuru negri ini. Yaa Alloh..., isyarat apakah ini??? Beri kami kekuatan untuk melewatinya, dan cukupkanlah bencana bagi negri kami. Ampunilah kami, yaa Rabb..

Merapi yang menawan dan begitu eksotis


Merapi yang biasanya sangat mempesona dengan keelokannya kini berubah menjadi liar dan brutal. Letusan yang eksplosif itu menyemburkan wedhus gembel yang panasnya dahsyat berkobar-kobar. Korban pun berjatuhan, baik itu yang meninggal, luka berat maupun luka ringan. Korban Merapi ini sebenarnya sudah minimalis karena sebagian besar warga sudah diungsikan ke barak-barak pengungsian. Namun masih ada juga korban yang berjatuhan, termasuk diantara mereka adalah Mbah Maridjan si juru kunci Merapi, para relawan PMI, dan wartawan. Sampai detik ini jumlah korban meninggal diperkirakan pulihan orang, jumlah pastinya masih simpang-siur, karena para relawan sedang melakukan evakuasi dan pendataan.


Yang tak kalah menyedot perhatian dari peristiwa meletusnya gunung Merapi ini adalah sikap keluguan sekaligus kontroversialnya si juru kunci, Mbah Marijan " Roso-Roso". Kenapa kontroversial? Karena Mbah Maridjan tidak pernah mengindahkan anjuran pemerintah untuk mengungsi, meski Merapi jelas-jelas sedang bergolak hebat akhir-akhir ini. Argumen Sejak tahun 2006, Mbah Maridjan memang tokoh gunung Merapi yang terkenal karena ke-PD-annya meramalkan kondisi Merapi yang baik-baik saja versinya. Yaa, memang tahun itu Mbah Maridjan lolos dari maut, karena ternyata Merapi masih "agak jinak", dan malahan gempa bumi tektonik yg melanda. Namun, tahun ini, 2010, ketika Merapi mengganas, Mbah Marijan masih juga kukuh dengan pendiriannya, tidak mau mengungsi.
Apa yang ada di benak anda, Mbah???? Mungkinkah Mbah Maridjan benar-benar ingin menyurahkan dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjaga Merapi, bahkan kalaupun akhirnya Merapi juga yang telah mencelakakannya.



Namun dibalik sikap kontroversialnya itu, Mbah Marijan adalah sosok yang lugu dan sederhana, tidak korup dan bersifat ksatria dengan menjadi lini terdepan dalam menjaga Merapi. Dia rela mempertaruhkan nyawanya demi menjalankan tugas yang diembankan kepadanya sebagai juru kunci Merapi. Disamping rutinitasnya yang sangat kental kejawennya, Mbah Maridjan juga mempunyai religiusitas kepada Sang Khalik yang menciptakan Merapi. Dalam kesehariannya, Mbah Marijan juga dikenal sebagai imam masjid di daerah setempat. Dan konon masjid yang ada disana dibangun dari hasil jerih payahnya sewaktu menjadi bintang iklan salah satu merk minuman stamina.


Mbah Maridjan, dengan segala sisi positif dan negatifnya tetaplah manusia biasa yang tidak bisa lari dari takdir. Seluruh hidupnya yang benar-benar dicurahkan dan diabdikan sebagai penjaga Merapi melambangkan kesetiaan yang tanpa pamrih. Mbah Maridjan ditemukan tak bernyawa dalam keadaan bersujud, semoga ini pertanda baik dalam kepergianmu menuju sang pencipta. Selamat jalan, Mbah Maridjan, semoga Alloh mengampuni dosa-dosamu dan menempatkanmu di tempat yang semestinya.

Kamis, 19 Agustus 2010

Kaldu bebas MSG ala Bunda Attar..;)

Hi Mom..., berikan yang terbaik untuk buah hati kita dan keluarga kita. Dalam memberikan makanan sebisa mungkin berikan yang alami, tanpa pengawet, tanpa MSG/penguat rasa. Memang tidak selamanya kita punya waktu untuk memasakkan orang-orang tercinta, namun bila disempatkan saya yakin setidaknya sekali sehari bisa kita lakukan, semua tergantung niat. Memasak sendiri selain lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya, juga merupakan wujud kepedulian kita memberikan asupan gizi yang baik untuk orang-orang tercinta. Tanpa banyak kata, saya akan memberikan tips membuat penyedap rasa alami.



Gini, Mom, untuk membuat penyedap alami, bahannya bisa dari daging sapi, ayam ataupun ikan, semua bahan-bahan itu enak kok kalo dibuat kaldu, atau bisa juga udang bagi yang tidak alergi, pokoknya bisa disesuaikan selera kita.



Cara membuatnya mudah banget.

Daging direbus dengan air, jangan banyak-banyak airnya ya..(yg penting daging sedikit tenggelam dalam air), dengan bumbu secukupnya terdiri dari : bawang putih, bawang merah, garam, sedikit jahe..(untuk ngurangi amisnya), selembar daun salam. Sengaja tidak saya tambahkan merica, karena balita kurang menyukai pedasnya.
Daging sapi/ ayam direbus dengan api kecil selama 45 menit - 1 jam. Kenapa api kecil? Merebus dengan api kecil membuat daging sapi/ayam menjadi empuk dan kaldunya lebih mantap meresap. Untuk ikan atau udang, direbus dengan api kecil selama 30-40 menit saja, karena teksturnya sangat berbeda dengan daging sapi maupun udang.



Setelah selesai direbus sampai mendidih dan dalam waktu yang telah ditentukan, diamkan kaldu sampai dingin. Kalo sudah dingin, masukkan ke dalam plastik es, lbh praktis memakai plastik es lilin yang kecil-kecil. Setelah itu masukkan ke dalam frezer kulkas. Jadilah kaldu tanpa MSG yang lezat dan awet tanpa bahan pengawet, yang bisa digunakan sewaktu-waktu akan memasak. Selamat mencoba...^_^

Senin, 16 Agustus 2010

CURAHAN HATI DARI SEORANG SAHABAT

wuih..., lama banget jari-jemariku ga cuap-cuap di Blog ini. Kali ini saya ingin sekali berbagi cerita tentang curahan hati salah seorang sahabat dalam mengurus anak-anaknya yang masih sangat kecil. Seorang sahabat waktu jaman kuliah di UGM, orangnya sangat aktif di UKM kampus UGM.



Sahabat saya ini memang sangat aktif di masa kuliah, seperti tak punya rasa capek sedikitpun. Waktu itu hari-harinya tercurah untuk salah satu UKM di UGM. Dia sangat menikmati perannya sebagai sekretaris UKM tersebut. Hampir tak ada waktu berlebih dalam hidupnya selain untuk kuliah dan kegiatan UKM. Meskipun aktifitas di UKM menyita banyak waktunya, dia tetap lulus kuliah meski agak molor dibanding lainnya. Sahabat saya terlihat sangat energik pada masa-masa itu. Dan setelah sekian tahun tak jumpa, sahabat saya ini sudah menikah dan menjadi ibu dari dua anak. Sampai sekarang pun, saya belum pernah jumpa langsung, kami hanya bertukar kabar melalui sms.



Kondisi sahabat saya yang sekarang sangat berbeda dengan kondisi semasa kuliah dulu. Mengurus UKM yang kegiatannya seabrek-abrek itu tidak bisa disamakan dengan mengurus anak, sangat jauh berbeda. UKM adalah benda mati, sedangkan anak benda hidup yang perlu kehati-hatian dalam merawatnya. Kehidupannya sekarang benar-benar tercurah untuk kedua anaknya. Anaknya memang masih kecil-kecil, anak pertama umur 2 tahun, anak ke-2 baru 3 bulan. Mengikuti suaminya yang kerja di Jogja, mereka tinggal di suatu kontrakan di daerah Sleman. Bisa dibayangkan betapa repotnya sahabat saya ini dalam mengurus kedua buah hatinya, tanpa ada yang membantu. Menurut penuturannya, dia sangat kesulitan mencari baby sitter. Alhasil sampai sekarang, dia mengurus semuanya sendiri. Dari cerita sahabat saya ini, sekarang tak ada lagi waktu yang tersisa untuknya. Pekerjaannya sebelum menikah dulu sudah ditinggalkannya demi mengurus kedua buah hatinya. Kedua anaknya mempunyai jam tidur yang berbeda, bila anak yang satu tidur maka anak yang satunya melek, jadi tak ada waktu istirahat untuknya. Anak pertama belum bisa dilepas begitu saja karena umurnya baru 2 tahun. Anak pertamanya baru mau tidur diatas jam 2 malam. Bisa dibayangkan betapa terkurasnya energi seorang ibu yang begadang seharian penuh. Mengurus anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga tanpa henti, seorang diri. Padahal sahabat saya ini melahirkan secara caesar, seharusnya banyak istirahat agar luka operasi sembuh benar.



Perlu diketahui, sahabat saya melahirkan kedua anaknya secara caesar. Menurut peraturan medis, ada jarak minimal 3 tahun untuk hamil lagi bila proses kelahiran dilakukan secara caesar. Namun, apa boleh buat, sahabat saya hamil lagi disaat anaknya baru berumur 1 tahun. Dia tetap merawat janin dalam kandungannya dengan baik. Hingga pada saatnya melahirkan, prosesnya pun kembali caesar. Namun, proses kelahiran anak yang ke-2 ini begitu berat. Karena sahabat saya hampir sakaratul maut dalam berjuang melahirkan. Masih penuturannya via sms, waktu melahirkan tekanan darahnya naik tajam sampai 180 kemudian turun drastis menjadi 40. Sahabat saya sampai megap-megap. Kematian sudah didepan matanya kala itu. Dan Alhamdulillah..., sahabat saya tertolong dan bayinya pun lahir dengan sehat wal afiat. Kejadian itu membuat sahabat saya masih ketakutan, mungkin bahasa kerennya trauma, dan katanya kapok punya anak lagi...(??????).



Cerita sahabat saya ini menjadikan inspirasi untuk menulis lagi. Saya bisa memetik hikmah dari semuanya ini, bahwa mengurus anak memang bukanlah hal yang mudah, begitu mulianya seorang ibu itu. Sangat tepat bila Allah memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada para ibu yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Dalam Islam, Surga adalah di telapak kaki ibu. Muliakan Ibumu, Ibumu, Ibumu, dan baru Ayahmu, begitulah nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk menghormati seorang Ibu. Dan bagi para suami, bantulah istri kalian dalam mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga, jangan biarkan seorang istri terforsir tenaga dan pikirannya. Mereka butuh perhatian dan kasih sayang dari suami. Ingat-ingatlah dengan baik tujuan kalian menikah dulu. Dan sebaik-baik lelaki adalah yang memuliakan istrinya.



Semangat ya...., duhai sahabat, saya yakin Allah akan membantumu. Allah tidak tidur, DIA yang akan melindungimu dan anak-anakmu.

Senin, 09 Agustus 2010

Happy Ramadhan

MARHABAN YAA RAMADHAN...

Alhamdulillah, tak terasa sebentar lagi sudah memasuki bulan suci ramadhan 1431 H. Bulan Agung yang penuh rahmat, barokah dan ampunan dari Allah SWT. Ramadhan tahun ini adalah yang ke-3 kalinya saya lalui bersama suami tercinta dan ke-2 kalinya saya lalui bersama buah hati tercinta.



Dua tahun yang lalu, merupakan Ramadhan yang cukup berat saya lalui karena dalam kondisi sedang hamil muda. Waktu itu kandungan saya baru menginjak bulan ke-5. Sejujurnya dilema sekali waktu itu, antara puasa atau tidak. Waktu konsultasi ke dokter kandungan, dokter menganjurkan untuk tidak berpuasa demi kesehatan janin. Sedangkan dari ortu dan mertuaku menganjurkan untuk berpuasa, karena menurut mereka hamil tak menghalangi berpuasa dan bahkan baik untuk kesehatan jasmani maupun rohani anak sejak dalam kandungan.



Aku yang memang baru saja terbebas dari segala mual-muntah sangat ingin memberikan yang terbaik untuk janin yang sedang tumbuh pesat dalam rahimku. Rasanya ingin sekali menghajar semua makanan untuk mengejar ketertinggalanku di trimester pertama. Di awal-awal kehamilan, aku memang sangat susah makan, mual-muntah menjadi hal yang sangat lumrah kala itu. Dan waktu itu, aku memang dihadapkan pada pilihan sulit, antara puasa dan tidak. Aku bertanya kepada kakakku yang kebetulan paham tentang hukum Islam, dan beliau pun punya argumen yang agak berbeda dengan ortu dan mertuaku.

Kata kakakku, ibu yang hamil dan menyusui mendapat keringanan untuk tidak berpuasa, seperti keringanan yang diberikan pada orang sakit dan musafir, meskipun kalau kuat boleh juga untuk berpuasa. Dan aku, yang mulai tumbuh jiwa keibuan yang ingin selalu melindungi dan menjaga kesehatan anaknya masih juga bingung, namun setelah melalui suatu perenungan yang panjang lahirlah suatu prinsip. Aku akan tetap berpuasa meski merasa takut dan kasihan dengan baby dalam perutku, karena aku yakin, Allah akan menolong, mendengarkan doa dan menjaga kesehatan orang yang berpuasa, dan kalau sudah tidak kuat harus berbuka. Alhamdulillah..., semua berjalan dengan baik meskipun pada jam-jam sore aku harus banyak berbaring karena merasa lemas. Akhirnya puasa kala itu bisa ku lalui dengan cukup baik dan hanya bolong dua hari. Dan..., beberapa bulan kemudian bayiku pun lahir dengan sehat dan kuat, terimakasih Allah, Engkaulah Sang penjaga sejati makhluk-makhlukmu.



Saat puasa tahun kemarin, aku sama sekali tidak ikut berpuasa karena sedang menyusui bayiku. Memang waktu itu bayiku sudah berumur 7 bulan, sudah mendapat ASI Eksklusif, tapi bayiku belum mau makan makanan pendamping ASI, jadi mau tidak mau ASI masih menjadi kebutuhan utamanya. Tahun kemarin aku membayar dengan fidyah.



Ramadhan tahun ini, bayiku sudah berusia 19 bulan, meskipun belum disapih, aku berencana untuk bisa berpuasa. Masih kasihan juga sama anakku karena yang dia suka hanya ASI, susu yang lainnya kurang disuka, apalagi akhir-akhir ini sedang susah makan. Ya Allah berilah kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa di Ramadhan tahun ini. Semoga putra kesayangan kami tidak rewel dan selalu Kau berikan kesehatan, keselamatan, dan perlindungan. Amin yaa Robbal 'alamin...
 
Kami sekeluarga mengucapakan selamat menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan suci Ramadhan. Semoga semuanya berjalan lancar dan diterima semua amalan ibadahnya oleh Allah SWT, amin...:)

Kamis, 27 Mei 2010

4 Tahun Gempa Jogja

Tak terasa empat tahun sudah gempa dahsyat yang pernah terjadi di Jogjaku tercinta. Gempa Tektonik dengan kekuatan 5,9 SR itu telah meluluhlantakkan Jogja khususnya Bantul. Menurut BMG pusat gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT pada kedalaman 11,3 Km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude Moment). Hiposentrumnya ada di laut, namun tidak menimbulkan tsunami. Gempa itu memang tidak sebesar gempa Aceh yang berkekuatan 8,7 SR dan mengakibatkan tsunami, tapi efeknya sangat luar biasa di daratan, puluhan ribu bangunan roboh, terdiri dari bangunan pemerintah, bangunan rumah penduduk, bangunan sekolah dan perguruan tinggi, serta bangunan perdagangan (mall, pasar, swalayan, dsb). Tidak ketinggalan situs-situs yang bersejarah juga rusak bahkan luluh lantak akibat gempa Jogja. Gempa juga mengakibatkan rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Gempa Jogja waktu itu sampai menewaskan ribuan warga akibat tertimpa material bangunan yang roboh.



Adalah empat tahun yang lalu, 27 Mei 2006, hari itu nampak seperti hari-hari sebelumnya. Seperti biasa, aku bangun sebelum pukul 5 pagi. Setelah sholat shubuh, hal yang harus ku lakukan adalah menyelesaikan skripsiku yang beberapa hari lagi deadline. Aku sedang di puncak semangatku, semangat yang membara untuk segera menamatkan kuliahku di jenjang S1. Hari itu hari sabtu, di pagi yang sejuk dan cerah, tepat pukul 05.55 WIB, tak satupun warga Jogja yang mengira akan datangnya musibah gempa bumi itu. Karena justru waktu-waktu itu yang heboh adalah Merapi yang diperkirakan akan meletus. Bahkan Presiden SBY sampai harus turun tangan meyakinkan warga sekitar Merapi untuk mengungsi.



Kala itu yang ku rasakan, diawali dengan gempa kecil saat mata dan pikiranku masih terpaku pada layar monitor komputer, namun gempa itu tak berhenti dan malah bertambah besar. Kreak...kreak..kreak, terdengar bunyi benturan besi-besi beton yang tertanam dalam tembok-tembok rumahku. Seisi rumah segera menghambur ingin keluar. Aku yang sedang berobsesi menyelesaikan skripsiku seketika buyar dan lari tunggang-langgang meninggalkan komputerku yang mulai oleng ke kanan dan ke kiri karena hilang keseimbangan. Sebenarnya waktu itu aku sempat bingung mau lari ke arah mana, mengingat begitu besar rumahku plus banyak pintu keluarnya. Meskipun begitu, kepanikan dalam rumah sangat terasa karena belum satu pun pintu yang dibuka, semua masih terkunci rapat (itulah kebiasaan keluargaku, pintu dibuka kalo sudah di atas jam 6 pagi, kalo mbak-e udah datang untuk bersih-bersih) sedangkan gempa semakin besar saja dan seperti mengaduk-ngaduk rumahku beserta isinya. Akhirnya kata hatiku mengatakan aku harus mengikuti arah kemana ibuku lari, ibuku lari ke depan dan aku mengikutinya sambil menutupi kepalaku, aku takut kalo tembok rumah sampai roboh, jadi refleks tanganku melindungi kepalaku. Akhirnya kami sekeluarga bisa keluar semua dengan selamat meski adik bungsuku mengalami sedikit luka di pinggangnya karena kena runtuhan tembok. Dan gempa masih juga berlangsung, aku merasa ngeri dan merinding melihat gapura samping rumahku meliuk-liuk gemulai layaknya goyangan penyanyi dangdut. Sementara para tetangga semua sudah berkumpul di jalan raya mengkhawatirkan keluarga kami yang tak kunjung keluar rumah waktu itu, kebetulan depan rumahku adalah jalan Raya Piyungan-Prambanan, dan semua orang berkumpul disitu, semua memekikkan takbir, banyak yang menjerit dan menangis terutama anak-anak kecil, "Allahu Akbar...Allahu Akbar...", rasanya hari itu seperti akan kedatangan hari kiamat. Aku pun jadi mengingat akan dosa-dosaku yang menumpuk, dan kiamat sudah di depan mata. Ya Allah ampunilah segala dosaku..(doaku selalu waktu itu). Gempa akhirnya berangsur reda..., namun semua orang masih berkumpul di jalan raya depan rumahku, semua masih berjaga-jaga dan belum berani masuk kembali ke dalam rumah. Semua saling memberi semangat dan semua mulai menceritakan keadaan rumah masing-masing sebelum akhirnya mereka berhamburan sampai ke jalan raya.

"Bu..., saya udah ga punya rumah lagi. Rumah saya roboh, udah ga bisa ditempati lagi, bu... Bener-bener ambruk", curhat tetangga belakang rumah kepada Ibuku.

Aku semakin merinding saja mendengar cerita para tetanggaku. Diantara rasa sedih dan prihatin akan penuturan para tetangga, aku pun sangat bersyukur, Allah menjaga rumah utama kami, rumah kami masih kokoh berdiri. Hanya bagian belakang yang sedikit mengalami kerusakan. Dan yang terpenting semua anggota keluargaku selamat. Itu yang terpenting bagi kami..



Gempa yang mereda kala itu disusul dengan gempa susulan yang tak kalah menakutkan. Gempa yang akhirnya memunculkan isu adanya gelombang tsunami. Aku sempat termakan omong kosong itu, aku lari tunggang langgang bersama Ibu dan adik-adikku, bayangkan saja kami bersama ratusan warga sekitar lari menuju bukit terdekat, bukit Gebang, sementara kakak-kakak dan keponakan-keponakanku masih stand by menjaga rumah. Memang gempa susulan itu malah membekaskan trauma, sehingga waktu itu banyak sekali yang tidak berfikir logis. Kalo dipikir-pikir, Piyungan itu termasuk dataran tinggi, sekitar 135 m dpal. Selain itu, Piyungan jauh dari Laut. Tapi ternyata banyak sekali yang termakan isu yang sengaja dilemparkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak orang yang mempercayai isu itu karena melihat efek yang ditimbulkan dari gempa. Di Piyungan saja, seribuan rumah rata dengan tanah, ditambah dengan adanya retakan-retakan tanah yang menganga di beberapa lokasi. Yang paling menyedihkan ketika mengetahui jumlah korban jiwa yang sampai ratusan di kecamatan Piyungan saja. Dan korban meninggal akibat gempa di seluruh DIY sampai 8 ribu-an jiwa.



Gempa yang akhirnya meluluhlantakkan Jogja itu, khususnya Bantul, ternyata hanya memerlukan waktu 57 detik saja. Ya..., masih dalam hitungan detik, dan kerusakan terjadi dimana-mana, korban jiwa juga berjatuhan. Astaghfirullah..., Subhanallah...., Allahu Akbar..., begitu besar kuasa-Mu yaa Robbi. Kun fa ya kun. Yang terjadi maka terjadilah.



Kini..., setelah 4 tahun berlalu, semuanya telah bangkit dari keterpurukan. Bangunan-bangunan yang dulu rata dengan tanah kini sudah terbangun lagi. Dan rasa trauma yang menghinggapi masyarakat korban gempa berangsur hilang. Perekonomian sudah semakin pesat saja di Kotaku tercinta. Memang deh..., masyarakat Jogja adalah masyarakat yang kuat mentalnya, tahan banting, dan segera meninggalkan rasa trauma untuk segera bangkit bersama membangun kembali peradaban dan perekonomian. Semangat ya..., untuk semua warga Jogjakarta... Smile ^_^



Selasa, 18 Mei 2010

Migren

Migrain. Sakit kepala yang rasanya sangat nyeri dan bisa membuat penderitanya tak berdaya. Sakit kepala sebelah memang sangat menyakitkan. Apa sih penyebab migrain itu? Menurut banyak sumber yang saya baca, penyebab migrain belum jelas. Dari info kesehatan wartamerdika.com, migrain disebabkan adanya hiperaktiftas impuls listrik otak meningkatkan aliran darah di otak, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi. Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang lain, misalnya mual. Semakin berat inflamasi yang terjadi, semakin berat pula migrain yang diderita. Telah diketahui bahwa faktor genetik berperan terhadap timbulnya migrain.



Obat migrain emang agak susah meski sekarang sudah mulai muncul obat sakit migrain yang dijual bebas di pasaran. Tapi obat itu hanya menghentikan sementara, dan saya tidak mau ketergantungan dengan obat-obatan. Ketika saya mengalami migrain, rasa mual selalu mengikuti. Sehingga menganggu aktifitas saya. Biasanya saya mengalami migrain sebelum, selama dan setelah haid. Menyiksa sekali rasanya. Namun..., beberapa hari yang lalu saya telah menemukan obat migrain alami yang mujarab, yaitu kangkung. Saya termasuk penyuka sayur kangkung, apalagi kalo ditumis atao dimakan pake sambal tomat, wuihhh sedapnya. Berawal dari ketidaksengajaan, menjelang menstruasi saya makan kangkung rebus pake sambal tomat sebanyak satu mangkok besar. Keesokan harinya saya menstruasi, dan tanpa migrain. Saya takjub dengan keadaan yang tidak biasanya itu. Saya ingat-ingat apa yang membuat menstruasi saya pada waktu itu lancar tanpa gangguan migrain. Dan saya yakin, kangkunglah obatnya. Saya buka internet, mencari informasi tentang khasiat kangkung. Menurut penelitian, kangkung ternyata berkhasiat sebagai antiracun, antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik) dan bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan. Kangkung juga sebagai penenang dan obat tidur (sedatif) serta mampu membawa zat berkhasiat ke saluran pencernaan. Itulah sebabnya, tanaman kangkung mempunyai kemampuan menetralkan racun dalam tubuh. Kangkung selain enak rasanya ternyata sangat banyak khasiatnya, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan dan sitosterol.



So..., jangan ragu-ragu untuk sering menyantap sayur ini dalam menu makanan sehari-hari. Insya Allah akan jauh dari penyakit. Dan terutama bagi yang sering sakit kepala khususnya migrain, perbanyak konsumsi sayur ini, dan untuk meningkatkan selera makan sesuaikan dengan lidah anda cara memasaknya. Selamat mencoba....^_^

Fenomena Baby Blues...

Kali ini saya tertarik menulis tentang baby blues karena banyak teman saya yang sedang mengalaminya. Baby blues adalah stress setelah melahirkan. Sindrom baby blues emang bisa mengena ke siapa saja tanpa pandang bulu. Dan kebanyakan baby blues mengena para ibu muda yang baru mempunyai satu anak. Tanpa saya sadari, saya sendiri juga pernah merasakan sindrom ini. Bisa dibayangkan, setelah melahirkan secara normal dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati, saya harus mengurus bayi sendiri, semua saya lakukan sendiri, hanya pas memandikan bayi saja saya ditolong ibu saya sampai bayi saya umur 1 bulan. Beradaptasi dengan kebiasaan baru yang memerlukan tenaga dan perhatian ekstra. Belum lagi kalo bayi suka begadang, terkuras sudah segenap energi para ibu muda.



Sebenarnya penyebab baby blues sangat banyak, diantaranya ;

- Kecapekan

- Faktor hormonal

- Takut bayi sakit atau bahkan meninggal

- ASI tidak lancar

- Kurangnya perhatian suami ataupun keluarga kepada Ibu yang baru saja melahirkan

- Perasaan tidak berguna

- Stress

- dll

akibatnya bisa macam-macam, misalnya menangis, perasaan ingin teriak keras-keras, dll.

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan agar para ibu muda tidak mengalami baby blues. Menurut saya, yang paling penting adalah perhatian suami dan keluarga kepada Ibu yang melahirkan dan bayi yang baru dilahirkannya. Kalau suami maupun keluarga saling bahu-membahu dalam mengurus bayi pasti akan meminimalisasi resiko baby blues. Dukungan orang-orang terdekat akan meringankan beban yang harus dipikul para ibu muda dalam beradaptasi dengan dunia barunya. Sehingga seorang Ibu yang habis melahirkan bisa tetap ceria menjalani hari-hari barunya dan bisa merawat si kecil dengan penuh sukacita.



Ibu yang baru melahirkan sebenarnya harus banyak istirahat, namun bagi Ibu yang memberikan ASI Eksklusif memang harus standby menemani bayi, jadi waktunya full untuk si kecil. Jika bayi begadang, otomatis ibu pun akan begadang menemani bayinya. Agar Ibu tidak kecapekan sebaiknya ketika bayi tidur, Ibu ikut tidur, sehingga Ibu yang habis melahirkan harus dibebaskan dari tugas mencuci, menyetrika, memasak, bersih-bersih rumah dan sebagainya agar bisa fokus kepada si kecil dan tidak terlalu kecapekan. Minimal dalam dua bulan pertama pasca melahirkan, seorang Ibu harus free dari aktifitas kerjaan rumah tangga, untuk memulihkan kesehatan dan beradaptasi dengan kesibukan barunya. Oleh karenanya, seorang suami harus bijaksana dalam menghadapi hal ini agar istri tidak terfosir tenaga maupun pikirannya. Kasihan kan kalo istrinya terfosir, ntar cepet tua...:)

Selasa, 27 April 2010

Ultah pernikahan yang ke-2

Alhamdulillah..., hari ini adalah tahun ke-2 dalam pernikahan kami. Kami menikah pada 27 April 2008, dua tahun yang lampau. Masih ingat betul ketika detik-detik menjelang pernikahan. Deg-degan ga karuan, sampai susah tidur pas malam sebelum pernikahan. Curhat sana-sini, biar hati tenang, hehehehe....



Waktu itu, suami saya tak segemuk sekarang, soalnya diet ketat waktu mau menikahi saya biar ga seperti angka 10...^_^, jadi geli mengingatnya. Kalau sekarang jangan tanya deh, ampun....badannya gendut lagi, mellar, sangat gendut...., weleh-weleh..;).

Ni foto suami dan saya sebelum menikah, foto suami saya ini udah ukuran paling kurus, hehehe...



Lagi main keyboard..., DO RE MI FA SOL LA SI DOOOO..., ketawanya diampet



Fotoku sebelum jadi pengantin…


Fotoku dengan background Ketep..., waktu itu masih suka jerawatan, hihihi...

Foto pernikahan kami…




Ini foto kami waktu jadi pengantin, hehehe…, lucu ya..;)


Dua tahun lalu, saya memang masih gadis dan suami masih perjaka. Dua tahun kemudian, Subhanallah..., kami sudah menjadi orangtua dari putra kami, GIBRALTAR FADLIN KAMIL. Karunia Allah yang maha besar, puji syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Allah... Benar-benar anugrah yang terindah bagi kami, cepat dikaruniai momongan, Attar lahir setelah 9 bulan pernikahan kami, anaknya pun sangat lucu dan cerdas. Attar, sekarang berusia 15 bulan (1 tahun, 3 bulan). Ya Allah..., berilah kesehatan selalu bagi putra kami, dan berilah padanya keselamatan, perlindungan, kecerdasan , serta rezki yang halal, amin...



Attar (15 bulan), lagi mandi bola nih...:)


Harapan kami, semoga pernikahan kami mendapat ridha Allah SWT, langgeng, dijadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah sampai maut yang memisahkan, dan semoga menjadi pasangan dunia-akhirat, diperlancar rezeki kami, dipermudah segala urusan kami..., Amin yaa Robbal 'Alamin

Kisah-kisah untuk belajar berSABAR

SABAR. Emang kata itu gampang banget diucapkan setiap orang tapi sangat susah diterapkan. Orang yang bersabar akan disayang Tuhan, begitulah kalimat berisi nasihat yang sudah awam dilontarkan masyarakat kita. Memang benar kok, Tuhan menyukai orang yang sabar. Cuma kalo boleh jujur..., sabar tu emang harus dipaksakan dalam hati masing-masing individu.



Belajar bersabar emang bukan sekedar belajar dari teori, tapi lebih kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bicara tentang kesabaran, saya lebih menyukai belajar dari orang-orang sekitar. Misalnya ketika saya sakit, saya akan mengingat penyakit berat yang diidap Bapak saya sampai akhirnya beliau tiada. Bapak saya mengidap komplikasi penyakit gagal ginjal, DM dan hipertensi. Dan tak pernah sekalipun mengeluh akan penyakitnya. Tidak pernah bilang kesakitan, tidak pernah mengaduh. Beliau berzikir dan terus berzikir. Ketika suatu hari saya bertanya pada beliau,

"Sakit sekali ya, pak, rasanya?"

"Doakan bapak saja ya, biar cepet sembuh", jawab beliau selalu.

Tidak pernah menangis akan sakitnya. Selalu tersenyum, Padahal ketika saya melihat orang-orang yang sakit seperti Bapak, sungguh luar biasa reaksinya, mereka banyak yang menjerit-njerit mengaduh kesakitan. Bapak selalu memberi nasihat-nasihat yang sangat berharga pada anak-anaknya sebelum berpulang ke Rahmatullah. Ya Allah, begitu sabarnya Bapak menerima ujianmu, tidak pernah sekalipun berkeluh kesah. Tempatkanlah Bapak di tempat terbaik-Mu, Yaa Rabbi...



Dan ketika ditimpa kemalangan, saya akan mengingat kemalangan yang menimpa teman sekaligus tetangga saya di komplek, Yessi namanya. Yessi, seusia dengan saya, dan harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap penyakit LUPUS pada tahun 2004,waktu itu dia belum selesai kuliah..... LUPUS adalah penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh

sistim imun, dimana seharusnya sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri (mengutip dari website litbang depkes)..... LUPUS menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya maut menjemputnya pada bulan Maret 2009. Selama 5 tahun mengidap LUPUS, Yessi tidak pernah kelihatan murung. Meskipun saya baru mengenalnya selama setahun terakhir dalam hidupnya, namun saya kagum dengan semangat hidupnya. Dia sangat periang, ramah, dan sangat santai menyikapi penyakitnya. Dia bisa menyelesaikan kuliahnya, sempat bekerja, dan bahkan pada bulan Agustus 2008, dia menikah dengan pria pujaan hatinya. Pernikahan yang digelar di Wisma KAGAMA itu berlangsung meriah, dan bahkan waktu itu saya tidak mengetahui kalo Yessi mengidap LUPUS. Dia nampak berseri-seri dan senyum selalu tersungging di bibirnya.



Baru dua bulan setelah pernikahannya itu, saya mengetahui kalo Yessi mengidap LUPUS, dari penuturannya sendiri. Waktu itu, kesehatan Yessi memang sedang menurun. Kalo berjalan harus pake tongkat dan kadang pake kursi roda. Saya memang belum tahu karena saya termasuk orang baru di kompleks, selain itu waktu itu saya memang masih sering bolak-balik ke rumah ortu karena saya sedang hamil muda. Saat itu, saya mengira Yessi mendapat kecelakaan sampai harus pakai tongkat kalau berjalan. Ketika Yessi menceritakan tentang kondisi sebenarnya, saya sangat kaget, kasihan sekaligus kagum dengannya. Kasihan dengan kondisinya yang semakin menurun tiap harinya dan kasihan dengan kehidupan ke depannya, karena kondisinya tersebut Yessi belum diperbolehkan untuk mempunyai anak. Namun saya juga kagum dengan semangat hidupnya yang tinggi, pantang menyerah, tidak putus asa dan selalu ceria. Yessi di mata saya adalah wanita yang humoris, suka ketawa, pinter bikin lelucon. Hingga orang-orang di sekitarnya pasti ketawa dibuatnya. Yang tak kalah sabar atas penyakit yang diderita Yessi adalah suami dan orangtuanya. Suami Yessi adalah laki-laki yang sabar, yang menikahi Yessi apa adanya meski Yessi sudah divonis menderita LUPUS. Demikian juga orangtuanya, terutama Mama Yessi yang setiap hari membuatkan jus buah untuk Yessi. Mama Yessi adalah salah seorang yang terpukul atas kematian Yessi, namun Mama Yessi seperti halnya Yessi, orang yang sabar menghadapi cobaan hidup dari-Nya. Detik-detik terakhir dalam hidup Yessi, ketika kesehatannya semakin menurun dan menurun, sebuah puisi berhasil dipersembahkannya untuk orang-orang yang dikasihi,





Selamat tinggal orang yang menyayangiku...

Selamat tinggal teman-temanku...

Maafkan aku atas segala kesalahanku,

baik yang disengaja ataupun

yang tidak disengaja...

Aku pergi karena sudah waktunya

aku dipanggil oleh

Yang Maha Kuasa...

Selamat tinggal...

(Yessi Widyarti Hadi)



puisi ini saya tulis seperti aslinya dari buku kenangan Yessi.





Yessi, hanyalah kisah nyata masa kini yang bisa saya jadikan salah satu contoh dalam bersabar. Tentunya Masih banyak kisah-kisah lain yang bisa dijadikan contoh, terutama kisah tentang kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Dan memang sudah seharusnya kita bisa melakukan kesabaran jika mengingat segala kenikmatan yang Allah berikan. Ya Allah..., jadikanlah kami semua orang-orang yang bersabar dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Mu..., amin...^_^





Sabtu, 17 April 2010

ASI Eksklusif, kenapa tidak????

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Sampai bayi berumur 6 bulan sebaiknya memang hanya ASI yang diberikan, ASI Ekslusif. Namun, masih banyak ibu yang tidak bisa memberikan ASI Eksklusif kepada buah hati tercintanya. Banyak alasan yang dipaparkan, ada yang karena ASI-nya cuma keluar sedikit, karena sibuk bekerja, karena anaknya rewel, dan masih banyak lagi. Padahal ASI sangat besar khasiatnya bagi bayi, gizi terbaik di awal kehidupannya. Daya tahan tubuh bayi juga lebih baik dibanding yang tidak mendapat ASI. Susu formula sebaik dan semahal apapun tidak bisa menandingi nutrisi yang terkandung dalam ASI. Itulah sebabnya pemerintah gencar menggalakkan program pemberian ASI Ekslusif. WHO juga menganjurkan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan setelah diberi Makanan Pendamping, ASI tetap diteruskan selama mungkin. Kalau dalam Islam sudah diatur, pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun, itu aturan Allah, pasti Allah punya maksud baik dengan aturan itu.



Sebenarnya, kalau mau berusaha ASI pasti bisa keluar banyak dalam 6 bulan pertama pasca melahirkan. Tidak usah takut kekurangan stok ASI, harus ada sugesti positif dalam diri agar ASI bisa keluar banyak. Kalau sudah berpikiran negatif, tentu ASI tidak bisa keluar banyak, hal itu bisa juga faktor psikologis sang ibu. Selain faktor psikologis, harus didukung dengan faktor luar, yaitu makanan dan minuman yang bergizi selama masa menyusui agar ASI yang keluar lebih berkualitas. Bagi Wanita yang bekerja sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak memberi ASI, karena bisa diperas dan disimpan di kulkas. ASI bisa tahan lebih dari 24 jam bila disimpan dalam kulkas, dan tahan 4 jam dalam suhu ruang. Jadi, sebenarnya kalau ada kemauan untuk memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, Ibu yang bekerja pasti bisa melakukannya. Banyak kok yang bisa menerapkannya meski agak ribet, hanya kemauan dan semangat saja yang dibutuhkan untuk bisa memberikan ASI Eksklusif untuk buah hati.



ASI Eksklusif artinya hanya ASI saja selama 6 bulan pertama dalam kehidupan bayi. Banyak orangtua yang kurang sabar sehingga sudah menambahkan susu formula sebelum bayi mencapai umur 6 bulan. Bahkan ada yang lebih parah dengan memberikannya bubur dibawah 6 bulan, dalam kehidupan masyrakat kita memang sering salah kaprah. Ketika bayi rewel dan nangis terus dikira perutnya lapar, hingga akhirnya bayi yang masih berumur 1 bulan pun ada yang sudah diberi makanan padat, seperti bubur atau pisang kerok misalnya. Padahal bayi sangat wajar menangis, dan menangis bisa disebabkan banyak hal. Mungkin tidak nyaman karena pipis, pup, cuaca, dsb.



ASI Eksklusif, terbukti banyak sekali manfaatnya bagi tumbuh kembang bayi. Bayi menjadi kuat daya tahan tubuhnya, cerdas, dan tentunya mengeratkan hubungan antara Ibu dan Anak. Ayo...ayo, para Ibu, berikan ASI untuk mengawali kehidupan putra-putri kita di dunia ini, karena anak berhak mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya, terutama pada awal kehidupannya. ASI adalah anugrah Allah SWT yang harus disyukuri dengan memberikannya kepada yang berhak, yaitu buah hati kita.

Kamis, 15 April 2010

Kenapa malas sekolah?????

Kenapa ya, banyak anak-anak yang bosan dengan sekolah? Menyalahkan anaknya? Sepertinya itu bukan solusinya. Lalu apa? Apa yang membuat mereka bosan dengan sekolah dan bahkan kalau yang sudah parah tidak mau sekolah lagi. Kalau saya ingat-ingat jaman sekolah dulu, emang ada masa-masa jenuh dengan rutinitas sekolah yang tiap hari berkutat dengan matapelajaran yang sangat banyak, dan mau ga mau harus menyukai semua matapelajaran kalau nilainya mau bagus, padahal tidak semua matapelajaran disenangi, ada yang hanya suka pelajaran yang pakai hitung-hitungan, ada pula yang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, ada yang suka olahraga, ada yang suka seni, dsb. Dan kalau boleh jujur, sewaktu sekolah saya hanya bersemangat kalau pas matapelajarannya berbau matematis, saya kurang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, dan yang paling tidak saya sukai adalah pelajaran menggambar. Tambah malesnya kalo semua matapelajaran ada PR-nya, tambah membebani pikiran saja. Meski begitu, dulu saya selalu berangkat ke sekolah.



Terlepas dari keluh kesah saya pada jaman sekolah dulu, ada hal menarik yang saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernah beberapa kali saya menanyakan langsung kepada anak-anak SD yang hobinya membolos sekolah. Ketika saya tanya kenapa tidak sekolah, jawabnya karena kesiangan bangun. Tak lama kemudian, ketika anak itu mbolos lagi, saya tanyain lagi, jawabnya karena males dan pingin jalan-jalan sama mamanya...

“Bagaimana kalo nanti ditegur, bu guru”, tanya saya, “Ada acara keluarga”, jawabnya enteng.

Heran juga saya, kok orangtuanya begitu mudahnya mengabulkan keinginan anaknya untuk membolos bahkan mengajarkannya untuk membuat keterangan palsu, sepertinya pendidikan menjadi kurang penting bagi mereka. Meskipun masih SD, kalau hal itu dibiasakan pasti seterusnya akan menjadi pembolos di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Ada lagi yang lebih parah, sudah tidak mau bersekolah lagi. Padahal masih kelas 1 SD. Ketika saya tanya, anak itu diam tak menjawab, hanya tersenyum. Saya semakin penasaran saja. Untunglah pada suatu waktu sang kakak mau bercerita perihal adiknya. Sang kakak mengatakan, kalau adiknya tak mau bersekolah lagi karena takut sama gurunya,...”gurunya jahat, mbak”, ceritanya. Masih cerita sang kakak, adiknya pernah digalakin karena belum bisa baca sendiri di kelasnya, setelah kena marah keesokan harinya langsung ga mau sekolah lagi sampai sekarang..., udah sekitar 9 bulan tidak sekolah. Hemmm, seorang guru yang baik harusnya bersikap sabar menghadapi murid-muridnya. Gara-gara guru itu, anak itu menjadi trauma dengan sekolah, trauma dengan tulisan juga. Sebenarnya saya prihatin sekali, tiap hari aktifitasnya mondar-mandir ikut ayahnya berdagang telur ayam, padahal umurnya baru 7 tahunan. Saya perhatikan Ayahnya begitu memanjakannya, sampai-sampai tak mau sekolah pun diperbolehkan. Padahal, dulu sebelum menjadi pengusaha telur, Ayahnya adalah seorang guru, waduh...waduh...



Dari contoh-contoh kasus tadi, bisa diambil pelajaran berharga untuk mendidik anak saya kelak. Yang menjadi teladan utama agar anak mau bersekolah adalah orangtuanya. Bagaimanapun, anak itu seperti kertas putih, tergantung kita menulis dan mewarnainya. Masalah terlalu banyaknya matapelajaran yang diajarkan di sekolah tidak usah dirisaukan, karena lama-lama pasti akan beradaptasi. Karena bagaimana lagi, emang dari dulu kurikulumnya begitu, belum bisa menerapkan seperti yang di luar negri. Sejak dini anak harus dibiasakan untuk senang belajar. Belajar apapun yang diminatinya dan bernilai positif. Dan yang paling penting adalah mengenalkannya dengan kedisiplinan sedini mungkin.

Minggu, 11 April 2010

Gatal? ih...., jangan lagi deh

Rasanya memang sangat menjengkelkan bila kulit mengalami gatal-gatal. Sebelumnya saya tak tahu penyebab mengapa di beberapa bagian kulit saya mengalami gatal-gatal yang hebat. Luar biasa gatalnya rasanya sampai mau nangis. Apalagi kalau malam hari, sungguh tersiksa sekali rasanya. Mengapa gatal itu datangnya ketika malam hari. Mau tak mau pasti menggaruk untuk mengurangi gatal sementara, namun jangan dikira langsung sembuh melainkan malah tambah parah dan menjadi-jadi. Kulit semakin meradang dan berair. Saya selalu menjaga kebersihan badan, saya sangat yakin gatal-gatal itu bukanlah jamur.



Dan benar juga dugaan saya ketika dokter yang memeriksa menyatakan kulit saya mengalami alergi bukan jamur. Alergi yang kemungkinan besar disebabkan oleh makanan. "Lalu, makanan apakah yang menyebabkan kulit saya alergi hebat seperti ini, pak dokter?", tanyaku waktu itu. Dokter mengatakan, bagi penderita dermatitis atopik, biasanya sangat sensitif terhadap udang, cumi-cumi, ikan-ikan laut, telur, yang amis-amis pokoknya. Dan emang betul apa yang dikatakan dokter, selama ini saya memang hobi sekali mengonsumsi udang, cumi-cumi, ikan tuna, ikan kerapu, ikan cucut dan juga telur ayam beserta daging ayam broiler. Tapi saya tak puas bertanya sampai situ saja. "Kenapa dulu saya tidak alergi dan kenapa baru sekarang, Pak dokter?", tanya saya lagi. Dokter menjelaskan, jika dermatitis atopik itu bersifat keturunan, pasti ada riwayat keluarga yang juga mengalami hal yang sama. Dan munculnya alergi terhadap suatu makanan ataupun zat-zat kimia tertentu tidak mesti dimulai dari masih kecil. Munculnya alergi bisa ketika masih bayi, anak-anak, remaja, dewasa bahkan waktu usia sudah senja bisa saja baru muncul alergi. Bagi penderita dermatitis atopik, emang harus menghindari pemicunya jika tidak ingin alerginya kambuh, begitu nasihat dokter waktu itu.



Udang, cumi-cumi, ikan laut dan kroni-kroninya seketika bisa kuhindari. Mengikuti anjuran dokter dan menghabiskan obat yang diberikan mempercepat penyembuhan. Dan setelah beberapa saat alergi pergi, tak selang berapa lama alergi kulit itu datang lagi. Parah, lebih parah dari sebelumnya. Dan kali ini saya ingin mengevaluasi diri sendiri sebelum memutuskan kembali ke dokter. Saya berselancar di dunia maya mencari tahu tentang dermatitis atopik, hal-hal yang harus dihindari dan obat yang alami untuk penyembuhannya. Saya masih menyusui, jadi saya mencari obat-obat alami agar ASI saya tidak terkontaminasi. Titik terang kembali saya temui melalui internet, salah satu kebiasaan saya selama ini yang memperparah alergi kulit saya, yaitu mengonsumsi susu sapi. Susu sapi juga bisa memicu alergi. Astaghfirullah, Ya Allah, saya harus mengonsumsi apalagi jika ini-itu memicu alergi. Selama ini, saya aman-aman saja mengonsumsi susu sapi. Bahkan dulu ketika hamil, tiap hari saya bisa minum 2-3 gelas setiap hari susu sapi khusus ibu hamil, dan terbukti aman. Bahkan sampai saya menyusui, saya masih minum susu sapi khusus ibu menyusui 2 gelas sehari, dan masih aman pula sampai anak saya umur 1 tahun. Baru sekitar 2 bulan ini tubuh saya bereaksi tidak bersahabat terhadap susu sapi, yaitu alergi kulit yang mengerikan.



Kini, saya sudah berhasil menjauhi susu sapi. Dan untuk menunjang gizi saya selama menyusui, saya mengganti susu sapi dengan sari kacang hijau dan madu. Saya kurang tertarik untuk mengganti dengan susu kedelai karena menurut penelitian susu kedelai terbukti punya efek yang kurang bagus bagi tubuh manusia, terutama kaum hawa. Dengan semangat yang gigih, kini alergi di kulit saya mereda dan hampir sembuh total. Saya cukup mengganti pola hidup saya, meski berat tapi harus saya jalani dengan semangat biar alergi kulit yang sangat menyiksa itu tak datang lagi. Selain itu saya giat makan buah tomat dan wortel yang bisa mengurangi alergi kulit. Untuk lauk, lebih aman makan ikan air tawar, tempe, telur-ayam kampung, dan masih banyak lagi. Kapok sekali rasanya punya alergi kulit seperti itu. Ibu saya sampai merinding melihat alergi kulit yang menimpa saya waktu itu. Bagi yang punya alergi kulit seperti saya, jangan khawatir, asalkan kita hindari pemicunya insya Allah alergi kulit tak akan berani nongol lagi. Semangat....^^

Sabtu, 10 April 2010

Gosip Murahan...

Lagi..lagi..dan lagi. Bosan dan bikin bete banget lihat infotainment saat ini, isinya melulu artis berinisial SM. Itu tu...,artis yang gemar free sex sampai hamil dan melahirkan tanpa jelas siapa ayah biologis si bayi (meski kini ada yang mulai ngaku-ngaku jadi ayahnya, entah benar atau tidak, saya tidak peduli aja). Yang bikin miris, infotainment seperti menganggapnya pahlawan dan membenarkan tindakannya sampai hamil di luar nikah. Harusnya infotainment memberi informasi yang mendidik kepada masyarakat, bahwa jika melakukan free sex maka hasilnya begini dan begitu, bukan malah diagung-agungkan dan dibangga-banggakan, harusnya beritanya berimbang. Ibunya SM juga mendadak tenar. Tiap hari wajahnya ikut nongol di TV. Si ibu itu dengan bangganya membenarkan tindakan anaknya. Tindakan yang mana, bu, yang anda benarkan? Tidak jelas. Coba kalo beritanya berimbang, kan akan menjadi bagus. Iya, memang langkah yang benar juga jika SM tidak menggugurkan kandungannya, dan kemudian AD berani mengakui sebagai Ayah biologisnya, tapi banyak kesalahan juga yang mereka perbuat yang bisa dijadikan bahan pelajaran untuk masyarakat.



Dan kini, SM laksana artis papan atas dengan segudang prestasi. Tiap hari muncul di TV dan majalah gosip. Sepertinya dunia hiburan kita kehilangan berita-berita yang bermutu. Infotainment sampai saat ini masih lumayan diminati oleh masyarakat, harusnya dalam memberitakan segala hal harus bisa menjadi pilar dalam memperbaiki moral masyarakat bukan malah memperparah. SM yang kini lagi top dengan "cerita baru" nya itu sebelumnya akrab dengan NARKOBA. Barang haram itu pula yang akhirnya menjebloskannya ke balik jerusi besi. Dan waktu itu, infotainment juga sangat menyayanginya dengan menampilkan sisi-sisi baiknya saja laksana putri yang suci dari dosa sehingga NARKOBA seperti dipermaklumkan. Weleh...weleh....

Polanharjo, negri dengan limpahan air...

Selama empat hari ini, saya dan keluarga kecil saya berlibur di Klaten, daerah asal suami saya. Suami saya asli Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah saat ini, Bibit Waluyo, juga berasal dari kecamatan Polanharjo. Rumah beliau semasa kecil tidak jauh dari kediaman mertua saya. Polanharjo, salah satu kecamatan di Klaten bersebelahan dengan kecamatan Delanggu yang terkenal dengan daerah pemasok beras kualitas unggul. Polanharjo sebenarnya juga daerah pemasok beras, namun namanya kalah tenar dengan Delanggu. Polanharjo sebenarnya lebih besar sumbangsihnya dalam memasok beras dibanding Delanggu, bahkan hasil penenan dari Polanharjo diaku sebagai Beras Delanggu pula. Polanharjo maupun Delanggu sebagai daerah pemasok beras, memiliki kecirian yang hampir sama. Dua daerah ini sangat kaya akan sumber air. Air jernih yang mengalir melimpah ruah sepanjang tahun bahkan pada musim kemarau sekalipun.



Adalah tidak mengherankan bila penggunaan lahan di Polanharjo sebagian besar merupakan persawahan yang membentang luas. Area persawahan yang sepanjang tahun ditanami padi karena airnya yang melimpah ruah. Padi nampak menghampar disepanjang jalan yang dilewati, aliran air yang jernih mengalir deras di parit-parit kecil kanan-kiri jalan yang membelah area persawahan. Bau persawahan basah yang khas sangat kental sekali, apalagi jika melewati area ini di pagi dan sore hari, sejuk sekali diterpa angin yang segar tanpa polusi, pasti banyak sekali kandungan oksigennya, pas untuk relaksasi dan menghilangkan segala kepenatan.



Air yang mengalir di daerah ini tergolong air bersih. Air yang mengalir bersumber pada mata air. Ada sekitar 6 titik mata air di daerah ini. Air bersih menyembur deras dari pusat-pusat mata air. Sebagian dari air yang mengalir disini bisa jadi masuk air golongan A meski untuk lebih meyakinkan emang harus dicek laboratorium dulu. Bicara tentang penggolongan-penggolongan air, saya jadi teringat dengan matakuliah Evaluasi Sumber Daya Lahan yang diajarkan Pak Maryo jaman saya masih belia dulu...^_^. Dan saya menduga, sebagian air yang mengalir disini masuk golongan A terutama yang paling dekat dengan sumber mata air karena belum terkontaminasi dengan limbah-limbah dari masyarakat. Ini dikuatkan dengan adanya pabrik air mineral terkenal yang didirikan di daerah ini.



Yang paling saya gemari disini adalah ketika membasuh muka. Setelah membasuh muka, kulit menjadi segar sekali. Airnya benar-benar berbeda dengan yang di Jogja. Airnya bersih dan segar sepertinya kandungan oksigen dan mineralnya cukup tinggi. Selain menjadi daerah penghasil beras, Polanharjo juga kaya akan ikan air tawar dan bebek. Air yang melimpah ruah disini juga dimanfaatkan warga untuk perikanan darat dan peternakan bebek, hanya saja kolam-kolam ikan yang begitu banyak disini belum dikelola dan dikomersialkan menjadi tempat wisata pemancingan seperti yang di rawa jombor, misalnya.

Rabu, 07 April 2010

Baby Sitter, perlukah?

Sampai detik ini, kami belum bisa melepas buah hati kami kepada orang lain yang tidak ada hubungan saudara atau kerabat. Banyak pertimbangan yang menyebabkannya, sehingga saya (bundanya Attar) sampai sekarang belum punya lagi semangat untuk kerja di luar rumah.



Pertimbangan pertama, Putra kami sangat tergantung pada ASI untuk minumannya.  Jadi saya harus selalu didekatnya, tidak mungkin meninggalkannya lama-lama. Susu Sapi sebenarnya mau, tapi alergi hingga kulitnya gatal-gatal seperti bisulan. Waktu itu, pernah kami mencoba memberikan Nutrilon Royal padanya, Attar sebenarnya menyukainya tapi ternyata langsung alergi. Setelah konsultasi dengan dokter anak, akhirnya kami dianjurkan untuk menggantinya dengan susu soya. Kami mencobanya dengan Nutrilon Soya, ternyata Attar tidak menyukai rasanya, mungkin rasa ‘langu’ yang membuatnya tidak suka. Dan sebagai orangtua, kami tidak patah semangat, kami mencoba lagi dengan memberikan susu soya dari merk lain, kami mencoba Procal Gold, dan ternyata Attar juga tidak menyukainya, langsung muntah waktu diminumin. Sekarang kami memang harus lebih bersabar dan mencoba melatihnya terus-menerus dengan minuman alternatif, seperti jus buah, air putih, air madu, dan yang lainnya. Sudah mulai mau, tapi masih beberapa teguk saja. Kami akan terus mencobanya, semangat...!



Pertimbangan kedua, kami belum percaya dengan pengasuh. Di lingkungan kompleks perumahan yang kami tinggali, banyak anak-anak balita yang diasuh oleh baby sitter. Dan banyak diantara mereka yang menjadi tidak kenal dengan orangtuanya. Ketika baby sitternya pulang, anak-anak itu tidak mau makan, dan ketika ditanya alasannya jawabannya mau nunggu embaknya pulang. Ada pula yang tidak mau digendong oleh ibunya sendiri. Kalo sudah begitu, sebenarnya anak-anak itu anak siapa sih???, masa’ sama ortunya sendiri seperti orang asing. Dan kadang, saya melihat dengan mata kepala sendiri, baby sitter memperlakukan anak-anak secara kasar. Pingin bilang sama ortunya, tapi ternyata ortunya juga bersikap kasar terhadap anaknya, jadi....ya sudah, mending diam saja...^^.



Pertimbangan ketiga, sekarang sudah mulai banyak TPA (tempat penitipan anak) yang dikelola oleh para pendidik yang mumpuni dalam hal pendidikan anak. Rencananya, kami akan menyekolahkannya (menitipkannya) di TPA kalau Attar sudah tidak ketergantungan terhadap ASI, kurang lebih usia 2 tahun gitu deh. Kami akan lebih percaya jika buah hati kami dititipkan di TPA karena pengajarnya berpendidikan dan sudah terlatih mendidik anak dengan kasih.

Buah hati tercinta, We Love You full..

Gibraltar Fadlin Kamil, nama putra pertama kami. Anaknya lucu, cakep, pintar, smart, nggemesin, n soon n soon. Lahir ke dunia tepatnya di jantung kota Jogjakarta pada jum'at dinihari, 16 januari 2009, pukul 02.47 WIB, dengan berat lahir 3,4 kg dan panjang 51 cm.



Attar, begitu nama panggilannya. Keceriaan menyelimuti hari-harinya. Hari demi hari, kami selalu menemani tumbuh kembangnya dengan kasih sayang dan cinta. Dan begitu luar biasa pesatnya tumbuh kembang Attar dari hari ke hari. Masih kami ingat betul dalam benak setiap perkembangan buah hati kami.



Attar bisa tengkurap sendiri waktu usianya baru 50 hari, bisa tertawa dan tersenyum definitif saat umurnya 2 bulan. Subhanallah... Takjub sekali waktu itu. Dan ASI adalah gizi yang mendampinginya setiap waktu. Alhamdulillah, Attar mendapatkan ASI secara ekslusif 6 bulan penuh. Waktu usianya menginjak 6 bulan, Attar sudah bisa duduk sendiri, dan mulai tumbuh gigi pertamanya, lucu sekali. Pada bulan ke-7, Attar sudah mulai merangkak, dan mulai rambatan pada bulan ke-8. Namun, merangkak dan rambatannya ini tergolong lama, sampai 4 bulanan. Saat usianya 1 tahun, buah hati kami sudah mulai bisa berjalan.



Memang saat anak kami mulai merangkak dan rambatan, berat badannya mulai susah naik, mungkin karena aktifitas barunya itu sehingga makanan yang dimakannya menjadi energi saja. Waktu kami konsultasikan ke dokter anak, dokter tidak terlalu mempermasalahkannya karena anak kami sehat, tidak gampang sakit dan selalu ceria. Cuma..., dokter memberi pesan untuk menambah kalori pada makanan anak kami, alhasil makanan anak kami sampai saat ini selalu memakai margarin. Dan kini, Attar udah mulai montok lagi.



Sampai usia setahun, Attar jarang sekali sakit. Dalam tahun pertama kehidupannya, Attar hanya 3 kali terserang flu, yaitu saat usianya 4 bulan, 6 bulan dan 10 bulan. Namun, setelah usia lebih dari 12 bulan, anak kami mulai gampang sakit. Sakit yang pertama dideritanya setelah umur setahun adalah demam tinggi akibat virus. Harus kami akui, ini adalah kesalahan kami yang teledor mengajak buah hati kami bepergian di Mall yang tentunya disana banyak virus bertebaran karena sirkulasi udara yang kurang baik. Sakit yang sampai mengharuskannya opname 3 hari di rumah sakit. Sebenarnya, mengajaknya jalan-jalan di Mall bukanlah pertama kali untuk anak kami. Waktu usianya masih dibawah 1 tahun, daya tahan tubuhnya memang sangat bagus, sehingga ketika kami mengajaknya pergi kemanapun yang jauh sekalipun, anak kami baik-baik saja. Tentu saja waktu Attar terserang demam tinggi kami sedih, karena demamnya tak kunjung turun meski sudah diberi obat penurun panas. Waktu itu kami takut karena di daerah kami sedang mewabah DBD. Setelah melalui pemeriksaan darah 3 kali dan diawasi dokter anak, akhirnya kami bisa sedikit lega setelah mengetahui hasilnya negatif DBD.



Setelah saya baca-baca referensi di internet, akhirnya saya menjadi tahu kalau anak-anak diatas 1 tahun memang sangat rentan terkena penyakit, terutama yang diakibatkan virus. Karena di usia 1 tahun, intensitas geraknya sudah semakin meningkat mengingat di usia ini biasanya sedang senang-senangnya berjalandan berlari kesana-kemari, explore ini-itu, sehingga rentan terkena virus maupun bakteri. Selain itu, bisa juga hal itu reaksi vaksin-vaksin yang diberikan pada tahun pertama. Vaksin yang diberikan mulai bekerja, ketika tubuh terkena virus, bakteri maupun jamur, imun tubuh mulai aktif melakukan perlawanan, jadi efeknya menjadi demam.



Sekarang kami akan lebih berhati-hati lagi menjaga buah hati tercinta, agar dia selalu tumbuh dan berkembang dengan optimal, selalu diberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan oleh Allah SWT. Amin.



Senin, 05 April 2010

test.

nyobain dulu

Halo..

this is my firts blog..I hope that anything in there can be  useful for other ^^