Selasa, 27 April 2010

Ultah pernikahan yang ke-2

Alhamdulillah..., hari ini adalah tahun ke-2 dalam pernikahan kami. Kami menikah pada 27 April 2008, dua tahun yang lampau. Masih ingat betul ketika detik-detik menjelang pernikahan. Deg-degan ga karuan, sampai susah tidur pas malam sebelum pernikahan. Curhat sana-sini, biar hati tenang, hehehehe....



Waktu itu, suami saya tak segemuk sekarang, soalnya diet ketat waktu mau menikahi saya biar ga seperti angka 10...^_^, jadi geli mengingatnya. Kalau sekarang jangan tanya deh, ampun....badannya gendut lagi, mellar, sangat gendut...., weleh-weleh..;).

Ni foto suami dan saya sebelum menikah, foto suami saya ini udah ukuran paling kurus, hehehe...



Lagi main keyboard..., DO RE MI FA SOL LA SI DOOOO..., ketawanya diampet



Fotoku sebelum jadi pengantin…


Fotoku dengan background Ketep..., waktu itu masih suka jerawatan, hihihi...

Foto pernikahan kami…




Ini foto kami waktu jadi pengantin, hehehe…, lucu ya..;)


Dua tahun lalu, saya memang masih gadis dan suami masih perjaka. Dua tahun kemudian, Subhanallah..., kami sudah menjadi orangtua dari putra kami, GIBRALTAR FADLIN KAMIL. Karunia Allah yang maha besar, puji syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Allah... Benar-benar anugrah yang terindah bagi kami, cepat dikaruniai momongan, Attar lahir setelah 9 bulan pernikahan kami, anaknya pun sangat lucu dan cerdas. Attar, sekarang berusia 15 bulan (1 tahun, 3 bulan). Ya Allah..., berilah kesehatan selalu bagi putra kami, dan berilah padanya keselamatan, perlindungan, kecerdasan , serta rezki yang halal, amin...



Attar (15 bulan), lagi mandi bola nih...:)


Harapan kami, semoga pernikahan kami mendapat ridha Allah SWT, langgeng, dijadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah sampai maut yang memisahkan, dan semoga menjadi pasangan dunia-akhirat, diperlancar rezeki kami, dipermudah segala urusan kami..., Amin yaa Robbal 'Alamin

Kisah-kisah untuk belajar berSABAR

SABAR. Emang kata itu gampang banget diucapkan setiap orang tapi sangat susah diterapkan. Orang yang bersabar akan disayang Tuhan, begitulah kalimat berisi nasihat yang sudah awam dilontarkan masyarakat kita. Memang benar kok, Tuhan menyukai orang yang sabar. Cuma kalo boleh jujur..., sabar tu emang harus dipaksakan dalam hati masing-masing individu.



Belajar bersabar emang bukan sekedar belajar dari teori, tapi lebih kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bicara tentang kesabaran, saya lebih menyukai belajar dari orang-orang sekitar. Misalnya ketika saya sakit, saya akan mengingat penyakit berat yang diidap Bapak saya sampai akhirnya beliau tiada. Bapak saya mengidap komplikasi penyakit gagal ginjal, DM dan hipertensi. Dan tak pernah sekalipun mengeluh akan penyakitnya. Tidak pernah bilang kesakitan, tidak pernah mengaduh. Beliau berzikir dan terus berzikir. Ketika suatu hari saya bertanya pada beliau,

"Sakit sekali ya, pak, rasanya?"

"Doakan bapak saja ya, biar cepet sembuh", jawab beliau selalu.

Tidak pernah menangis akan sakitnya. Selalu tersenyum, Padahal ketika saya melihat orang-orang yang sakit seperti Bapak, sungguh luar biasa reaksinya, mereka banyak yang menjerit-njerit mengaduh kesakitan. Bapak selalu memberi nasihat-nasihat yang sangat berharga pada anak-anaknya sebelum berpulang ke Rahmatullah. Ya Allah, begitu sabarnya Bapak menerima ujianmu, tidak pernah sekalipun berkeluh kesah. Tempatkanlah Bapak di tempat terbaik-Mu, Yaa Rabbi...



Dan ketika ditimpa kemalangan, saya akan mengingat kemalangan yang menimpa teman sekaligus tetangga saya di komplek, Yessi namanya. Yessi, seusia dengan saya, dan harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap penyakit LUPUS pada tahun 2004,waktu itu dia belum selesai kuliah..... LUPUS adalah penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh

sistim imun, dimana seharusnya sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri (mengutip dari website litbang depkes)..... LUPUS menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya maut menjemputnya pada bulan Maret 2009. Selama 5 tahun mengidap LUPUS, Yessi tidak pernah kelihatan murung. Meskipun saya baru mengenalnya selama setahun terakhir dalam hidupnya, namun saya kagum dengan semangat hidupnya. Dia sangat periang, ramah, dan sangat santai menyikapi penyakitnya. Dia bisa menyelesaikan kuliahnya, sempat bekerja, dan bahkan pada bulan Agustus 2008, dia menikah dengan pria pujaan hatinya. Pernikahan yang digelar di Wisma KAGAMA itu berlangsung meriah, dan bahkan waktu itu saya tidak mengetahui kalo Yessi mengidap LUPUS. Dia nampak berseri-seri dan senyum selalu tersungging di bibirnya.



Baru dua bulan setelah pernikahannya itu, saya mengetahui kalo Yessi mengidap LUPUS, dari penuturannya sendiri. Waktu itu, kesehatan Yessi memang sedang menurun. Kalo berjalan harus pake tongkat dan kadang pake kursi roda. Saya memang belum tahu karena saya termasuk orang baru di kompleks, selain itu waktu itu saya memang masih sering bolak-balik ke rumah ortu karena saya sedang hamil muda. Saat itu, saya mengira Yessi mendapat kecelakaan sampai harus pakai tongkat kalau berjalan. Ketika Yessi menceritakan tentang kondisi sebenarnya, saya sangat kaget, kasihan sekaligus kagum dengannya. Kasihan dengan kondisinya yang semakin menurun tiap harinya dan kasihan dengan kehidupan ke depannya, karena kondisinya tersebut Yessi belum diperbolehkan untuk mempunyai anak. Namun saya juga kagum dengan semangat hidupnya yang tinggi, pantang menyerah, tidak putus asa dan selalu ceria. Yessi di mata saya adalah wanita yang humoris, suka ketawa, pinter bikin lelucon. Hingga orang-orang di sekitarnya pasti ketawa dibuatnya. Yang tak kalah sabar atas penyakit yang diderita Yessi adalah suami dan orangtuanya. Suami Yessi adalah laki-laki yang sabar, yang menikahi Yessi apa adanya meski Yessi sudah divonis menderita LUPUS. Demikian juga orangtuanya, terutama Mama Yessi yang setiap hari membuatkan jus buah untuk Yessi. Mama Yessi adalah salah seorang yang terpukul atas kematian Yessi, namun Mama Yessi seperti halnya Yessi, orang yang sabar menghadapi cobaan hidup dari-Nya. Detik-detik terakhir dalam hidup Yessi, ketika kesehatannya semakin menurun dan menurun, sebuah puisi berhasil dipersembahkannya untuk orang-orang yang dikasihi,





Selamat tinggal orang yang menyayangiku...

Selamat tinggal teman-temanku...

Maafkan aku atas segala kesalahanku,

baik yang disengaja ataupun

yang tidak disengaja...

Aku pergi karena sudah waktunya

aku dipanggil oleh

Yang Maha Kuasa...

Selamat tinggal...

(Yessi Widyarti Hadi)



puisi ini saya tulis seperti aslinya dari buku kenangan Yessi.





Yessi, hanyalah kisah nyata masa kini yang bisa saya jadikan salah satu contoh dalam bersabar. Tentunya Masih banyak kisah-kisah lain yang bisa dijadikan contoh, terutama kisah tentang kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Dan memang sudah seharusnya kita bisa melakukan kesabaran jika mengingat segala kenikmatan yang Allah berikan. Ya Allah..., jadikanlah kami semua orang-orang yang bersabar dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Mu..., amin...^_^





Sabtu, 17 April 2010

ASI Eksklusif, kenapa tidak????

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Sampai bayi berumur 6 bulan sebaiknya memang hanya ASI yang diberikan, ASI Ekslusif. Namun, masih banyak ibu yang tidak bisa memberikan ASI Eksklusif kepada buah hati tercintanya. Banyak alasan yang dipaparkan, ada yang karena ASI-nya cuma keluar sedikit, karena sibuk bekerja, karena anaknya rewel, dan masih banyak lagi. Padahal ASI sangat besar khasiatnya bagi bayi, gizi terbaik di awal kehidupannya. Daya tahan tubuh bayi juga lebih baik dibanding yang tidak mendapat ASI. Susu formula sebaik dan semahal apapun tidak bisa menandingi nutrisi yang terkandung dalam ASI. Itulah sebabnya pemerintah gencar menggalakkan program pemberian ASI Ekslusif. WHO juga menganjurkan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan setelah diberi Makanan Pendamping, ASI tetap diteruskan selama mungkin. Kalau dalam Islam sudah diatur, pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun, itu aturan Allah, pasti Allah punya maksud baik dengan aturan itu.



Sebenarnya, kalau mau berusaha ASI pasti bisa keluar banyak dalam 6 bulan pertama pasca melahirkan. Tidak usah takut kekurangan stok ASI, harus ada sugesti positif dalam diri agar ASI bisa keluar banyak. Kalau sudah berpikiran negatif, tentu ASI tidak bisa keluar banyak, hal itu bisa juga faktor psikologis sang ibu. Selain faktor psikologis, harus didukung dengan faktor luar, yaitu makanan dan minuman yang bergizi selama masa menyusui agar ASI yang keluar lebih berkualitas. Bagi Wanita yang bekerja sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak memberi ASI, karena bisa diperas dan disimpan di kulkas. ASI bisa tahan lebih dari 24 jam bila disimpan dalam kulkas, dan tahan 4 jam dalam suhu ruang. Jadi, sebenarnya kalau ada kemauan untuk memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, Ibu yang bekerja pasti bisa melakukannya. Banyak kok yang bisa menerapkannya meski agak ribet, hanya kemauan dan semangat saja yang dibutuhkan untuk bisa memberikan ASI Eksklusif untuk buah hati.



ASI Eksklusif artinya hanya ASI saja selama 6 bulan pertama dalam kehidupan bayi. Banyak orangtua yang kurang sabar sehingga sudah menambahkan susu formula sebelum bayi mencapai umur 6 bulan. Bahkan ada yang lebih parah dengan memberikannya bubur dibawah 6 bulan, dalam kehidupan masyrakat kita memang sering salah kaprah. Ketika bayi rewel dan nangis terus dikira perutnya lapar, hingga akhirnya bayi yang masih berumur 1 bulan pun ada yang sudah diberi makanan padat, seperti bubur atau pisang kerok misalnya. Padahal bayi sangat wajar menangis, dan menangis bisa disebabkan banyak hal. Mungkin tidak nyaman karena pipis, pup, cuaca, dsb.



ASI Eksklusif, terbukti banyak sekali manfaatnya bagi tumbuh kembang bayi. Bayi menjadi kuat daya tahan tubuhnya, cerdas, dan tentunya mengeratkan hubungan antara Ibu dan Anak. Ayo...ayo, para Ibu, berikan ASI untuk mengawali kehidupan putra-putri kita di dunia ini, karena anak berhak mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya, terutama pada awal kehidupannya. ASI adalah anugrah Allah SWT yang harus disyukuri dengan memberikannya kepada yang berhak, yaitu buah hati kita.

Kamis, 15 April 2010

Kenapa malas sekolah?????

Kenapa ya, banyak anak-anak yang bosan dengan sekolah? Menyalahkan anaknya? Sepertinya itu bukan solusinya. Lalu apa? Apa yang membuat mereka bosan dengan sekolah dan bahkan kalau yang sudah parah tidak mau sekolah lagi. Kalau saya ingat-ingat jaman sekolah dulu, emang ada masa-masa jenuh dengan rutinitas sekolah yang tiap hari berkutat dengan matapelajaran yang sangat banyak, dan mau ga mau harus menyukai semua matapelajaran kalau nilainya mau bagus, padahal tidak semua matapelajaran disenangi, ada yang hanya suka pelajaran yang pakai hitung-hitungan, ada pula yang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, ada yang suka olahraga, ada yang suka seni, dsb. Dan kalau boleh jujur, sewaktu sekolah saya hanya bersemangat kalau pas matapelajarannya berbau matematis, saya kurang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, dan yang paling tidak saya sukai adalah pelajaran menggambar. Tambah malesnya kalo semua matapelajaran ada PR-nya, tambah membebani pikiran saja. Meski begitu, dulu saya selalu berangkat ke sekolah.



Terlepas dari keluh kesah saya pada jaman sekolah dulu, ada hal menarik yang saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernah beberapa kali saya menanyakan langsung kepada anak-anak SD yang hobinya membolos sekolah. Ketika saya tanya kenapa tidak sekolah, jawabnya karena kesiangan bangun. Tak lama kemudian, ketika anak itu mbolos lagi, saya tanyain lagi, jawabnya karena males dan pingin jalan-jalan sama mamanya...

“Bagaimana kalo nanti ditegur, bu guru”, tanya saya, “Ada acara keluarga”, jawabnya enteng.

Heran juga saya, kok orangtuanya begitu mudahnya mengabulkan keinginan anaknya untuk membolos bahkan mengajarkannya untuk membuat keterangan palsu, sepertinya pendidikan menjadi kurang penting bagi mereka. Meskipun masih SD, kalau hal itu dibiasakan pasti seterusnya akan menjadi pembolos di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Ada lagi yang lebih parah, sudah tidak mau bersekolah lagi. Padahal masih kelas 1 SD. Ketika saya tanya, anak itu diam tak menjawab, hanya tersenyum. Saya semakin penasaran saja. Untunglah pada suatu waktu sang kakak mau bercerita perihal adiknya. Sang kakak mengatakan, kalau adiknya tak mau bersekolah lagi karena takut sama gurunya,...”gurunya jahat, mbak”, ceritanya. Masih cerita sang kakak, adiknya pernah digalakin karena belum bisa baca sendiri di kelasnya, setelah kena marah keesokan harinya langsung ga mau sekolah lagi sampai sekarang..., udah sekitar 9 bulan tidak sekolah. Hemmm, seorang guru yang baik harusnya bersikap sabar menghadapi murid-muridnya. Gara-gara guru itu, anak itu menjadi trauma dengan sekolah, trauma dengan tulisan juga. Sebenarnya saya prihatin sekali, tiap hari aktifitasnya mondar-mandir ikut ayahnya berdagang telur ayam, padahal umurnya baru 7 tahunan. Saya perhatikan Ayahnya begitu memanjakannya, sampai-sampai tak mau sekolah pun diperbolehkan. Padahal, dulu sebelum menjadi pengusaha telur, Ayahnya adalah seorang guru, waduh...waduh...



Dari contoh-contoh kasus tadi, bisa diambil pelajaran berharga untuk mendidik anak saya kelak. Yang menjadi teladan utama agar anak mau bersekolah adalah orangtuanya. Bagaimanapun, anak itu seperti kertas putih, tergantung kita menulis dan mewarnainya. Masalah terlalu banyaknya matapelajaran yang diajarkan di sekolah tidak usah dirisaukan, karena lama-lama pasti akan beradaptasi. Karena bagaimana lagi, emang dari dulu kurikulumnya begitu, belum bisa menerapkan seperti yang di luar negri. Sejak dini anak harus dibiasakan untuk senang belajar. Belajar apapun yang diminatinya dan bernilai positif. Dan yang paling penting adalah mengenalkannya dengan kedisiplinan sedini mungkin.

Minggu, 11 April 2010

Gatal? ih...., jangan lagi deh

Rasanya memang sangat menjengkelkan bila kulit mengalami gatal-gatal. Sebelumnya saya tak tahu penyebab mengapa di beberapa bagian kulit saya mengalami gatal-gatal yang hebat. Luar biasa gatalnya rasanya sampai mau nangis. Apalagi kalau malam hari, sungguh tersiksa sekali rasanya. Mengapa gatal itu datangnya ketika malam hari. Mau tak mau pasti menggaruk untuk mengurangi gatal sementara, namun jangan dikira langsung sembuh melainkan malah tambah parah dan menjadi-jadi. Kulit semakin meradang dan berair. Saya selalu menjaga kebersihan badan, saya sangat yakin gatal-gatal itu bukanlah jamur.



Dan benar juga dugaan saya ketika dokter yang memeriksa menyatakan kulit saya mengalami alergi bukan jamur. Alergi yang kemungkinan besar disebabkan oleh makanan. "Lalu, makanan apakah yang menyebabkan kulit saya alergi hebat seperti ini, pak dokter?", tanyaku waktu itu. Dokter mengatakan, bagi penderita dermatitis atopik, biasanya sangat sensitif terhadap udang, cumi-cumi, ikan-ikan laut, telur, yang amis-amis pokoknya. Dan emang betul apa yang dikatakan dokter, selama ini saya memang hobi sekali mengonsumsi udang, cumi-cumi, ikan tuna, ikan kerapu, ikan cucut dan juga telur ayam beserta daging ayam broiler. Tapi saya tak puas bertanya sampai situ saja. "Kenapa dulu saya tidak alergi dan kenapa baru sekarang, Pak dokter?", tanya saya lagi. Dokter menjelaskan, jika dermatitis atopik itu bersifat keturunan, pasti ada riwayat keluarga yang juga mengalami hal yang sama. Dan munculnya alergi terhadap suatu makanan ataupun zat-zat kimia tertentu tidak mesti dimulai dari masih kecil. Munculnya alergi bisa ketika masih bayi, anak-anak, remaja, dewasa bahkan waktu usia sudah senja bisa saja baru muncul alergi. Bagi penderita dermatitis atopik, emang harus menghindari pemicunya jika tidak ingin alerginya kambuh, begitu nasihat dokter waktu itu.



Udang, cumi-cumi, ikan laut dan kroni-kroninya seketika bisa kuhindari. Mengikuti anjuran dokter dan menghabiskan obat yang diberikan mempercepat penyembuhan. Dan setelah beberapa saat alergi pergi, tak selang berapa lama alergi kulit itu datang lagi. Parah, lebih parah dari sebelumnya. Dan kali ini saya ingin mengevaluasi diri sendiri sebelum memutuskan kembali ke dokter. Saya berselancar di dunia maya mencari tahu tentang dermatitis atopik, hal-hal yang harus dihindari dan obat yang alami untuk penyembuhannya. Saya masih menyusui, jadi saya mencari obat-obat alami agar ASI saya tidak terkontaminasi. Titik terang kembali saya temui melalui internet, salah satu kebiasaan saya selama ini yang memperparah alergi kulit saya, yaitu mengonsumsi susu sapi. Susu sapi juga bisa memicu alergi. Astaghfirullah, Ya Allah, saya harus mengonsumsi apalagi jika ini-itu memicu alergi. Selama ini, saya aman-aman saja mengonsumsi susu sapi. Bahkan dulu ketika hamil, tiap hari saya bisa minum 2-3 gelas setiap hari susu sapi khusus ibu hamil, dan terbukti aman. Bahkan sampai saya menyusui, saya masih minum susu sapi khusus ibu menyusui 2 gelas sehari, dan masih aman pula sampai anak saya umur 1 tahun. Baru sekitar 2 bulan ini tubuh saya bereaksi tidak bersahabat terhadap susu sapi, yaitu alergi kulit yang mengerikan.



Kini, saya sudah berhasil menjauhi susu sapi. Dan untuk menunjang gizi saya selama menyusui, saya mengganti susu sapi dengan sari kacang hijau dan madu. Saya kurang tertarik untuk mengganti dengan susu kedelai karena menurut penelitian susu kedelai terbukti punya efek yang kurang bagus bagi tubuh manusia, terutama kaum hawa. Dengan semangat yang gigih, kini alergi di kulit saya mereda dan hampir sembuh total. Saya cukup mengganti pola hidup saya, meski berat tapi harus saya jalani dengan semangat biar alergi kulit yang sangat menyiksa itu tak datang lagi. Selain itu saya giat makan buah tomat dan wortel yang bisa mengurangi alergi kulit. Untuk lauk, lebih aman makan ikan air tawar, tempe, telur-ayam kampung, dan masih banyak lagi. Kapok sekali rasanya punya alergi kulit seperti itu. Ibu saya sampai merinding melihat alergi kulit yang menimpa saya waktu itu. Bagi yang punya alergi kulit seperti saya, jangan khawatir, asalkan kita hindari pemicunya insya Allah alergi kulit tak akan berani nongol lagi. Semangat....^^

Sabtu, 10 April 2010

Gosip Murahan...

Lagi..lagi..dan lagi. Bosan dan bikin bete banget lihat infotainment saat ini, isinya melulu artis berinisial SM. Itu tu...,artis yang gemar free sex sampai hamil dan melahirkan tanpa jelas siapa ayah biologis si bayi (meski kini ada yang mulai ngaku-ngaku jadi ayahnya, entah benar atau tidak, saya tidak peduli aja). Yang bikin miris, infotainment seperti menganggapnya pahlawan dan membenarkan tindakannya sampai hamil di luar nikah. Harusnya infotainment memberi informasi yang mendidik kepada masyarakat, bahwa jika melakukan free sex maka hasilnya begini dan begitu, bukan malah diagung-agungkan dan dibangga-banggakan, harusnya beritanya berimbang. Ibunya SM juga mendadak tenar. Tiap hari wajahnya ikut nongol di TV. Si ibu itu dengan bangganya membenarkan tindakan anaknya. Tindakan yang mana, bu, yang anda benarkan? Tidak jelas. Coba kalo beritanya berimbang, kan akan menjadi bagus. Iya, memang langkah yang benar juga jika SM tidak menggugurkan kandungannya, dan kemudian AD berani mengakui sebagai Ayah biologisnya, tapi banyak kesalahan juga yang mereka perbuat yang bisa dijadikan bahan pelajaran untuk masyarakat.



Dan kini, SM laksana artis papan atas dengan segudang prestasi. Tiap hari muncul di TV dan majalah gosip. Sepertinya dunia hiburan kita kehilangan berita-berita yang bermutu. Infotainment sampai saat ini masih lumayan diminati oleh masyarakat, harusnya dalam memberitakan segala hal harus bisa menjadi pilar dalam memperbaiki moral masyarakat bukan malah memperparah. SM yang kini lagi top dengan "cerita baru" nya itu sebelumnya akrab dengan NARKOBA. Barang haram itu pula yang akhirnya menjebloskannya ke balik jerusi besi. Dan waktu itu, infotainment juga sangat menyayanginya dengan menampilkan sisi-sisi baiknya saja laksana putri yang suci dari dosa sehingga NARKOBA seperti dipermaklumkan. Weleh...weleh....

Polanharjo, negri dengan limpahan air...

Selama empat hari ini, saya dan keluarga kecil saya berlibur di Klaten, daerah asal suami saya. Suami saya asli Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah saat ini, Bibit Waluyo, juga berasal dari kecamatan Polanharjo. Rumah beliau semasa kecil tidak jauh dari kediaman mertua saya. Polanharjo, salah satu kecamatan di Klaten bersebelahan dengan kecamatan Delanggu yang terkenal dengan daerah pemasok beras kualitas unggul. Polanharjo sebenarnya juga daerah pemasok beras, namun namanya kalah tenar dengan Delanggu. Polanharjo sebenarnya lebih besar sumbangsihnya dalam memasok beras dibanding Delanggu, bahkan hasil penenan dari Polanharjo diaku sebagai Beras Delanggu pula. Polanharjo maupun Delanggu sebagai daerah pemasok beras, memiliki kecirian yang hampir sama. Dua daerah ini sangat kaya akan sumber air. Air jernih yang mengalir melimpah ruah sepanjang tahun bahkan pada musim kemarau sekalipun.



Adalah tidak mengherankan bila penggunaan lahan di Polanharjo sebagian besar merupakan persawahan yang membentang luas. Area persawahan yang sepanjang tahun ditanami padi karena airnya yang melimpah ruah. Padi nampak menghampar disepanjang jalan yang dilewati, aliran air yang jernih mengalir deras di parit-parit kecil kanan-kiri jalan yang membelah area persawahan. Bau persawahan basah yang khas sangat kental sekali, apalagi jika melewati area ini di pagi dan sore hari, sejuk sekali diterpa angin yang segar tanpa polusi, pasti banyak sekali kandungan oksigennya, pas untuk relaksasi dan menghilangkan segala kepenatan.



Air yang mengalir di daerah ini tergolong air bersih. Air yang mengalir bersumber pada mata air. Ada sekitar 6 titik mata air di daerah ini. Air bersih menyembur deras dari pusat-pusat mata air. Sebagian dari air yang mengalir disini bisa jadi masuk air golongan A meski untuk lebih meyakinkan emang harus dicek laboratorium dulu. Bicara tentang penggolongan-penggolongan air, saya jadi teringat dengan matakuliah Evaluasi Sumber Daya Lahan yang diajarkan Pak Maryo jaman saya masih belia dulu...^_^. Dan saya menduga, sebagian air yang mengalir disini masuk golongan A terutama yang paling dekat dengan sumber mata air karena belum terkontaminasi dengan limbah-limbah dari masyarakat. Ini dikuatkan dengan adanya pabrik air mineral terkenal yang didirikan di daerah ini.



Yang paling saya gemari disini adalah ketika membasuh muka. Setelah membasuh muka, kulit menjadi segar sekali. Airnya benar-benar berbeda dengan yang di Jogja. Airnya bersih dan segar sepertinya kandungan oksigen dan mineralnya cukup tinggi. Selain menjadi daerah penghasil beras, Polanharjo juga kaya akan ikan air tawar dan bebek. Air yang melimpah ruah disini juga dimanfaatkan warga untuk perikanan darat dan peternakan bebek, hanya saja kolam-kolam ikan yang begitu banyak disini belum dikelola dan dikomersialkan menjadi tempat wisata pemancingan seperti yang di rawa jombor, misalnya.

Rabu, 07 April 2010

Baby Sitter, perlukah?

Sampai detik ini, kami belum bisa melepas buah hati kami kepada orang lain yang tidak ada hubungan saudara atau kerabat. Banyak pertimbangan yang menyebabkannya, sehingga saya (bundanya Attar) sampai sekarang belum punya lagi semangat untuk kerja di luar rumah.



Pertimbangan pertama, Putra kami sangat tergantung pada ASI untuk minumannya.  Jadi saya harus selalu didekatnya, tidak mungkin meninggalkannya lama-lama. Susu Sapi sebenarnya mau, tapi alergi hingga kulitnya gatal-gatal seperti bisulan. Waktu itu, pernah kami mencoba memberikan Nutrilon Royal padanya, Attar sebenarnya menyukainya tapi ternyata langsung alergi. Setelah konsultasi dengan dokter anak, akhirnya kami dianjurkan untuk menggantinya dengan susu soya. Kami mencobanya dengan Nutrilon Soya, ternyata Attar tidak menyukai rasanya, mungkin rasa ‘langu’ yang membuatnya tidak suka. Dan sebagai orangtua, kami tidak patah semangat, kami mencoba lagi dengan memberikan susu soya dari merk lain, kami mencoba Procal Gold, dan ternyata Attar juga tidak menyukainya, langsung muntah waktu diminumin. Sekarang kami memang harus lebih bersabar dan mencoba melatihnya terus-menerus dengan minuman alternatif, seperti jus buah, air putih, air madu, dan yang lainnya. Sudah mulai mau, tapi masih beberapa teguk saja. Kami akan terus mencobanya, semangat...!



Pertimbangan kedua, kami belum percaya dengan pengasuh. Di lingkungan kompleks perumahan yang kami tinggali, banyak anak-anak balita yang diasuh oleh baby sitter. Dan banyak diantara mereka yang menjadi tidak kenal dengan orangtuanya. Ketika baby sitternya pulang, anak-anak itu tidak mau makan, dan ketika ditanya alasannya jawabannya mau nunggu embaknya pulang. Ada pula yang tidak mau digendong oleh ibunya sendiri. Kalo sudah begitu, sebenarnya anak-anak itu anak siapa sih???, masa’ sama ortunya sendiri seperti orang asing. Dan kadang, saya melihat dengan mata kepala sendiri, baby sitter memperlakukan anak-anak secara kasar. Pingin bilang sama ortunya, tapi ternyata ortunya juga bersikap kasar terhadap anaknya, jadi....ya sudah, mending diam saja...^^.



Pertimbangan ketiga, sekarang sudah mulai banyak TPA (tempat penitipan anak) yang dikelola oleh para pendidik yang mumpuni dalam hal pendidikan anak. Rencananya, kami akan menyekolahkannya (menitipkannya) di TPA kalau Attar sudah tidak ketergantungan terhadap ASI, kurang lebih usia 2 tahun gitu deh. Kami akan lebih percaya jika buah hati kami dititipkan di TPA karena pengajarnya berpendidikan dan sudah terlatih mendidik anak dengan kasih.

Buah hati tercinta, We Love You full..

Gibraltar Fadlin Kamil, nama putra pertama kami. Anaknya lucu, cakep, pintar, smart, nggemesin, n soon n soon. Lahir ke dunia tepatnya di jantung kota Jogjakarta pada jum'at dinihari, 16 januari 2009, pukul 02.47 WIB, dengan berat lahir 3,4 kg dan panjang 51 cm.



Attar, begitu nama panggilannya. Keceriaan menyelimuti hari-harinya. Hari demi hari, kami selalu menemani tumbuh kembangnya dengan kasih sayang dan cinta. Dan begitu luar biasa pesatnya tumbuh kembang Attar dari hari ke hari. Masih kami ingat betul dalam benak setiap perkembangan buah hati kami.



Attar bisa tengkurap sendiri waktu usianya baru 50 hari, bisa tertawa dan tersenyum definitif saat umurnya 2 bulan. Subhanallah... Takjub sekali waktu itu. Dan ASI adalah gizi yang mendampinginya setiap waktu. Alhamdulillah, Attar mendapatkan ASI secara ekslusif 6 bulan penuh. Waktu usianya menginjak 6 bulan, Attar sudah bisa duduk sendiri, dan mulai tumbuh gigi pertamanya, lucu sekali. Pada bulan ke-7, Attar sudah mulai merangkak, dan mulai rambatan pada bulan ke-8. Namun, merangkak dan rambatannya ini tergolong lama, sampai 4 bulanan. Saat usianya 1 tahun, buah hati kami sudah mulai bisa berjalan.



Memang saat anak kami mulai merangkak dan rambatan, berat badannya mulai susah naik, mungkin karena aktifitas barunya itu sehingga makanan yang dimakannya menjadi energi saja. Waktu kami konsultasikan ke dokter anak, dokter tidak terlalu mempermasalahkannya karena anak kami sehat, tidak gampang sakit dan selalu ceria. Cuma..., dokter memberi pesan untuk menambah kalori pada makanan anak kami, alhasil makanan anak kami sampai saat ini selalu memakai margarin. Dan kini, Attar udah mulai montok lagi.



Sampai usia setahun, Attar jarang sekali sakit. Dalam tahun pertama kehidupannya, Attar hanya 3 kali terserang flu, yaitu saat usianya 4 bulan, 6 bulan dan 10 bulan. Namun, setelah usia lebih dari 12 bulan, anak kami mulai gampang sakit. Sakit yang pertama dideritanya setelah umur setahun adalah demam tinggi akibat virus. Harus kami akui, ini adalah kesalahan kami yang teledor mengajak buah hati kami bepergian di Mall yang tentunya disana banyak virus bertebaran karena sirkulasi udara yang kurang baik. Sakit yang sampai mengharuskannya opname 3 hari di rumah sakit. Sebenarnya, mengajaknya jalan-jalan di Mall bukanlah pertama kali untuk anak kami. Waktu usianya masih dibawah 1 tahun, daya tahan tubuhnya memang sangat bagus, sehingga ketika kami mengajaknya pergi kemanapun yang jauh sekalipun, anak kami baik-baik saja. Tentu saja waktu Attar terserang demam tinggi kami sedih, karena demamnya tak kunjung turun meski sudah diberi obat penurun panas. Waktu itu kami takut karena di daerah kami sedang mewabah DBD. Setelah melalui pemeriksaan darah 3 kali dan diawasi dokter anak, akhirnya kami bisa sedikit lega setelah mengetahui hasilnya negatif DBD.



Setelah saya baca-baca referensi di internet, akhirnya saya menjadi tahu kalau anak-anak diatas 1 tahun memang sangat rentan terkena penyakit, terutama yang diakibatkan virus. Karena di usia 1 tahun, intensitas geraknya sudah semakin meningkat mengingat di usia ini biasanya sedang senang-senangnya berjalandan berlari kesana-kemari, explore ini-itu, sehingga rentan terkena virus maupun bakteri. Selain itu, bisa juga hal itu reaksi vaksin-vaksin yang diberikan pada tahun pertama. Vaksin yang diberikan mulai bekerja, ketika tubuh terkena virus, bakteri maupun jamur, imun tubuh mulai aktif melakukan perlawanan, jadi efeknya menjadi demam.



Sekarang kami akan lebih berhati-hati lagi menjaga buah hati tercinta, agar dia selalu tumbuh dan berkembang dengan optimal, selalu diberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan oleh Allah SWT. Amin.



Senin, 05 April 2010

test.

nyobain dulu

Halo..

this is my firts blog..I hope that anything in there can be  useful for other ^^