Kamis, 15 April 2010

Kenapa malas sekolah?????

Kenapa ya, banyak anak-anak yang bosan dengan sekolah? Menyalahkan anaknya? Sepertinya itu bukan solusinya. Lalu apa? Apa yang membuat mereka bosan dengan sekolah dan bahkan kalau yang sudah parah tidak mau sekolah lagi. Kalau saya ingat-ingat jaman sekolah dulu, emang ada masa-masa jenuh dengan rutinitas sekolah yang tiap hari berkutat dengan matapelajaran yang sangat banyak, dan mau ga mau harus menyukai semua matapelajaran kalau nilainya mau bagus, padahal tidak semua matapelajaran disenangi, ada yang hanya suka pelajaran yang pakai hitung-hitungan, ada pula yang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, ada yang suka olahraga, ada yang suka seni, dsb. Dan kalau boleh jujur, sewaktu sekolah saya hanya bersemangat kalau pas matapelajarannya berbau matematis, saya kurang suka dengan pelajaran yang banyak hapalannya, dan yang paling tidak saya sukai adalah pelajaran menggambar. Tambah malesnya kalo semua matapelajaran ada PR-nya, tambah membebani pikiran saja. Meski begitu, dulu saya selalu berangkat ke sekolah.



Terlepas dari keluh kesah saya pada jaman sekolah dulu, ada hal menarik yang saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernah beberapa kali saya menanyakan langsung kepada anak-anak SD yang hobinya membolos sekolah. Ketika saya tanya kenapa tidak sekolah, jawabnya karena kesiangan bangun. Tak lama kemudian, ketika anak itu mbolos lagi, saya tanyain lagi, jawabnya karena males dan pingin jalan-jalan sama mamanya...

“Bagaimana kalo nanti ditegur, bu guru”, tanya saya, “Ada acara keluarga”, jawabnya enteng.

Heran juga saya, kok orangtuanya begitu mudahnya mengabulkan keinginan anaknya untuk membolos bahkan mengajarkannya untuk membuat keterangan palsu, sepertinya pendidikan menjadi kurang penting bagi mereka. Meskipun masih SD, kalau hal itu dibiasakan pasti seterusnya akan menjadi pembolos di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Ada lagi yang lebih parah, sudah tidak mau bersekolah lagi. Padahal masih kelas 1 SD. Ketika saya tanya, anak itu diam tak menjawab, hanya tersenyum. Saya semakin penasaran saja. Untunglah pada suatu waktu sang kakak mau bercerita perihal adiknya. Sang kakak mengatakan, kalau adiknya tak mau bersekolah lagi karena takut sama gurunya,...”gurunya jahat, mbak”, ceritanya. Masih cerita sang kakak, adiknya pernah digalakin karena belum bisa baca sendiri di kelasnya, setelah kena marah keesokan harinya langsung ga mau sekolah lagi sampai sekarang..., udah sekitar 9 bulan tidak sekolah. Hemmm, seorang guru yang baik harusnya bersikap sabar menghadapi murid-muridnya. Gara-gara guru itu, anak itu menjadi trauma dengan sekolah, trauma dengan tulisan juga. Sebenarnya saya prihatin sekali, tiap hari aktifitasnya mondar-mandir ikut ayahnya berdagang telur ayam, padahal umurnya baru 7 tahunan. Saya perhatikan Ayahnya begitu memanjakannya, sampai-sampai tak mau sekolah pun diperbolehkan. Padahal, dulu sebelum menjadi pengusaha telur, Ayahnya adalah seorang guru, waduh...waduh...



Dari contoh-contoh kasus tadi, bisa diambil pelajaran berharga untuk mendidik anak saya kelak. Yang menjadi teladan utama agar anak mau bersekolah adalah orangtuanya. Bagaimanapun, anak itu seperti kertas putih, tergantung kita menulis dan mewarnainya. Masalah terlalu banyaknya matapelajaran yang diajarkan di sekolah tidak usah dirisaukan, karena lama-lama pasti akan beradaptasi. Karena bagaimana lagi, emang dari dulu kurikulumnya begitu, belum bisa menerapkan seperti yang di luar negri. Sejak dini anak harus dibiasakan untuk senang belajar. Belajar apapun yang diminatinya dan bernilai positif. Dan yang paling penting adalah mengenalkannya dengan kedisiplinan sedini mungkin.

3 komentar:

  1. :) malas sekolah bukan berarti malas belajar bunda :). Kan sekarang sudah ada homeschooling. Sekolah konvensional udah bikin anak-anak gak betah sekolah. Bukan karena anak manja, tapi memang gak cocok aja dengan sekolah konvensional. Gicu bu.

    BalasHapus
  2. makasih komennya...;).
    homeschooling memang semakin digandrungi akhir2 ini, terutama para artis dan kaum berpunya, untuk anak2 dari keluarga kurang mampu apa bisa juga homeschooling? sekolah konvensional sebenarnya mengajarkan untuk berinteraksi secara sosial, melatih hubungan pertemanan, dll.

    BalasHapus
  3. saya juga bosan sekolah karena malah ada guru yang menginginkan saya menjadi anak nakal...

    BalasHapus