Selasa, 26 Oktober 2010

Merapi dan Mbah Maridjan

Hari itu Selasa senja, 26 Oktober 2010, terjadi peristiwa meletusnya Merapi, dan sepertinya akan menjadi tambahan sejarah bencana di negriku, setelah sehari sebelumnya Selasa, 25 Oktober 2010 juga terjadi bencana di dua lokasi yang berbeda, yaitu Banjir di Jakarta dan Gempa - Tsunami di Mentawai, Sumbar.  Sebenarnya tak hanya itu bencana di negeri ini, beberapa pekan sebelumnya juga ada bencana banjir bandang di Wassior dan bencana-bencana lainnya di segala penjuru negri ini. Yaa Alloh..., isyarat apakah ini??? Beri kami kekuatan untuk melewatinya, dan cukupkanlah bencana bagi negri kami. Ampunilah kami, yaa Rabb..

Merapi yang menawan dan begitu eksotis


Merapi yang biasanya sangat mempesona dengan keelokannya kini berubah menjadi liar dan brutal. Letusan yang eksplosif itu menyemburkan wedhus gembel yang panasnya dahsyat berkobar-kobar. Korban pun berjatuhan, baik itu yang meninggal, luka berat maupun luka ringan. Korban Merapi ini sebenarnya sudah minimalis karena sebagian besar warga sudah diungsikan ke barak-barak pengungsian. Namun masih ada juga korban yang berjatuhan, termasuk diantara mereka adalah Mbah Maridjan si juru kunci Merapi, para relawan PMI, dan wartawan. Sampai detik ini jumlah korban meninggal diperkirakan pulihan orang, jumlah pastinya masih simpang-siur, karena para relawan sedang melakukan evakuasi dan pendataan.


Yang tak kalah menyedot perhatian dari peristiwa meletusnya gunung Merapi ini adalah sikap keluguan sekaligus kontroversialnya si juru kunci, Mbah Marijan " Roso-Roso". Kenapa kontroversial? Karena Mbah Maridjan tidak pernah mengindahkan anjuran pemerintah untuk mengungsi, meski Merapi jelas-jelas sedang bergolak hebat akhir-akhir ini. Argumen Sejak tahun 2006, Mbah Maridjan memang tokoh gunung Merapi yang terkenal karena ke-PD-annya meramalkan kondisi Merapi yang baik-baik saja versinya. Yaa, memang tahun itu Mbah Maridjan lolos dari maut, karena ternyata Merapi masih "agak jinak", dan malahan gempa bumi tektonik yg melanda. Namun, tahun ini, 2010, ketika Merapi mengganas, Mbah Marijan masih juga kukuh dengan pendiriannya, tidak mau mengungsi.
Apa yang ada di benak anda, Mbah???? Mungkinkah Mbah Maridjan benar-benar ingin menyurahkan dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjaga Merapi, bahkan kalaupun akhirnya Merapi juga yang telah mencelakakannya.



Namun dibalik sikap kontroversialnya itu, Mbah Marijan adalah sosok yang lugu dan sederhana, tidak korup dan bersifat ksatria dengan menjadi lini terdepan dalam menjaga Merapi. Dia rela mempertaruhkan nyawanya demi menjalankan tugas yang diembankan kepadanya sebagai juru kunci Merapi. Disamping rutinitasnya yang sangat kental kejawennya, Mbah Maridjan juga mempunyai religiusitas kepada Sang Khalik yang menciptakan Merapi. Dalam kesehariannya, Mbah Marijan juga dikenal sebagai imam masjid di daerah setempat. Dan konon masjid yang ada disana dibangun dari hasil jerih payahnya sewaktu menjadi bintang iklan salah satu merk minuman stamina.


Mbah Maridjan, dengan segala sisi positif dan negatifnya tetaplah manusia biasa yang tidak bisa lari dari takdir. Seluruh hidupnya yang benar-benar dicurahkan dan diabdikan sebagai penjaga Merapi melambangkan kesetiaan yang tanpa pamrih. Mbah Maridjan ditemukan tak bernyawa dalam keadaan bersujud, semoga ini pertanda baik dalam kepergianmu menuju sang pencipta. Selamat jalan, Mbah Maridjan, semoga Alloh mengampuni dosa-dosamu dan menempatkanmu di tempat yang semestinya.