Berbagi atau bersedekah adalah
salah satu kegiatan positif yang saya tanamkan kepada anak saya. Pembiasaan
berbagi sejak dini melatihnya untuk mempunyai kepekaan sosial dan empati terhadap
sekelilingnya. Seorang anak yang terlahir di dunia bagaikan kertas putih nan
bersih yang siap diisi dengan tulisan dan lukisan terindah. Baik buruknya isi
kertas tergantung peran orangtua dalam menorehkannya, meski lingkungan juga
mempunyai andil yang tidak sedikit. Namun, tetap kita lah para orangtua yang
akan menjadi pengisi utama, terutama pada awal masa kehidupan seorang anak.
Berbagi harus dijadikan salah
satu nilai yang perlu diajarkan kepada anak karena jika tidak dilatih sejak
kecil kebiasaan baik ini sulit untuk diterapkan di masa dewasanya. Saya
menanamkan kebiasaan berbagi melalui tindakan nyata dan dongeng-dongeng sebelum
tidur. Salah satu contohya adalah mengajaknya berbagi makanan dengan para
tetangga dekat dan melibatkan anak saya dalam menyiapkan makanan yang akan dibagikan
tersebut. Terkadang dia pun bertanya,
“Bunda, kenapa makanan ini harus
dikasih ke orang? Attar kan juga suka makanan ini.”
“Mas Attar, kalau kita memberi
sesuatu kepada orang lain itu harus yang baik, yang kita sendiri juga
menyukainya. Mas Attar tidak usah khawatir, Bunda juga menyisakan makanan ini
untukmu sayang.”
Dengan pertanyaan kritisnya itu
saya menjelaskan bahwa berbagi kepada sesama itu yang paling baik adalah benda
maupun makanan yang kita senangi juga. Dan dengan memberikannya teladan dan
pengertian secara terus-menerus jiwa sosialnya akan terus tumbuh di dalam hatinya.
Dalam menanamkan nilai-nilai
kebaikan pada anak tidak perlu dengan teori yang panjang lebar dan muluk-muluk
karena mereka belum memahaminya. Nilai-nilai yang disampaikan akan lebih
mengena jika dilakukan dengan tindakan nyata. Anak adalah sang peniru ulung
yang memiliki rekaman memori yang begitu kuat. Oleh karenanya pembiasaan hal
baik di depan anak sangat berguna dalam membentuk moralnya.
Attar adalah putra pertama saya
yang bulan Januari nanti tepat berusia lima tahun. Saat ini dia masih duduk di
bangku sekolah jenjang TK A (nol kecil). Pembiasaan berbagi yang saya tanamkan
pada Attar telah menjadi bagian dari kehidupan sosialnya baik di lingkungan
sekolah maupun sekitar tempat tinggal.
Setiap hari Attar saya bekali
makanan sehat untuk dibawanya ke sekolah. Bekal yang saya bawakan biasanya
dalam jumlah yang banyak karena saya tahu Attar senang berbagi makanan dengan
temannya. Adalah guru sekolahnya yang memberitahu kebiasaan baik Attar dalam
berbagi kepada teman-temannya.
Saking semangatnya dalam berbagi, dia rela hanya makan sedikit dari bekalnya. Pernah dia kelaparan sampai rumah karena bekalnya habis padahal saya menyiapkan bekal yang lebih banyak dari biasanya. Setelah saya tanya apakah bekalnya tidak dimakan, Attar menjawab bekalnya dimakan tapi hanya sedikit karena banyak temannya yang diberi. Katanya dia kasihan sama teman-temannya yang kepingin mencicipi bekalnya.
Kebiasaannya dalam berbagi
memudahkannya dalam bergaul sehingga Attar mempunyai banyak teman bermain.
Selain itu, kebiasaan baiknya itu juga membuatnya disukai teman-temannya, dia
pun sering diberi makanan bekal yang dibawa temannya di sekolah. Kegiatan
berbagi memberi efek positif pada Attar dan teman-temannya. Kini teman-temannya
pun turut senang berbagi.
Saya senang dan bersyukur Attar mampu menerapkan
nilai-nilai yang saya ajarkan dalam kehidupan kesehariannya. Bunda bangga sama
kamu, nak, tetaplah menjadi seorang yang dermawan di sepanjang usiamu. Bunda sayang Attar ^^.
Attar yang selalu energik dan ceria ;)