Selasa, 04 Desember 2012

RAGUNAN, Wisata Satwa yang edukatif

"Hidup di Jakarta tuh mahal. Gajiku habis hanya untuk makan dan transportasi!", kata seorang teman kepadaku beberapa tahun silam.
"Kalau menurutku sih, relatif. Mahal dan murah, kita sendiri yang menentukan lho."

JAYAKARTA. BATAVIA. Yap, itulah nama-nama lama Jakarta, sebagai kota metropolitan, dia juga menyandang sebagai kota terbesar di tanah air, pusat perekonomian sekaligus pusat pemerintahan. Siapa sih yang tak kenal Jakarta?. Kota dengan fasilitas terlengkap di tanah air, baik dari bidang  kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lainnya. Dan, yang tak kalah tenarnya adalah Jakarta sebagai gudangnya fashion. Dunia Fashion pada dasawarsa terakhir ini mengalami kenaikan yang cukup pesat, baik dari segi produksi maupun pemasaran. Dan, Jakarta adalah surganya fashion di Indonesia.


Siapa bilang semua barang yang dijual di Jakarta mahal?
Tidak semua lho, pintar-pintar kita saja menyiasatinya. Saya memang bukan penduduk Jakarta, namun saya cukup familiar dengan Jakarta, selain karena sering datang ke Jakarta untuk berbagai keperluan, saudara saya banyak yang bekerja dan menetap di Jakarta. Dan, mereka sangat enjoy dengan Jakarta, buktinya sudah tak ingin kembali lagi ke daerah asalnya ^_^. 


JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU PUSAT REKREASI
Saya pernah merasakan sendiri atmosfir kehidupan Jakarta meski hanya beberapa hari. Saat itu saya bersama suami dan anak sedang berlibur di Jakarta. Aneh memang, berlibur kok di kota yang terkenal sumpek dan penuh polusi, berlibur itu semestinya ke Puncak, Bali, Malang, dsb. Yach, biar sajalah apa kata orang, yang pasti saat itu kami memang sedang kangen suasana hiruk pikuk Jakarta, nah lhoh, aneh lagi kan alasannya, hehehe.... Begitulah hidup, perlu dinamika, sehari-hari kami sekeluarga tinggal di Yogya yang adem ayem, ada kalanya ingin juga donk merasakan hingar-bingar kota metropolitan, itung-itung nambah wawasan dan pengalaman, klasik amat yaa, hehehe...

Meski banyak sekali keluarga besar saya yang tinggal di Jakarta, namun untuk acara rekreasi ini kami tidak mau menginap di rumah saudara, selain khawatir merepotkan juga karena kami ingin punya family time yang utuh, mengingat suami saya sangat sering dinas luar yang membuat kami jarang bertemu. Akhirnya kami menginap di hotel bintang 4 di daerah Jakarta Selatan, dan jangan overestimate dulu yaa, ternyata tarif per malamnya sangat wajar sekitar 300 rb per malam, cukup murah menurut saya karena fasilitas hotel juga sangat lengkap. Kemudian kami mencoba berkuliner berbagai masakan yang dijual di sekitar hotel dan ternyata harganya pun sangat terjangkau, bahkan tak beda dengan harga makanan di tempat tinggal saya, Jogjakarta. Pada suatu pagi, kami jalan-jalan pagi mengitari area perkampungan dekat hotel, kami berhenti di sebuah kios, disana kami membeli camilan, dan harganya pun murah meriah, iseng-iseng saya bertanya pada penjual, "Bu, berapa harga Ayam per kilonya?", "24 ribu, neng"..., yeah ternyata sama persis dengan harga ayam di Jogja, maklum emak-emak pastilah hafal banget harga-harga kebutuhan pokok, hahahaha. Nah..tuh, salah kan anggapan hidup di Jakarta itu selalu lebih mahal dibanding kota lain, menurut saya sih tergantung juga cara kita membelanjakan uang. Kalau mau beli bahan mentah dan diolah sendiri tentu sama saja kok apakah tinggal di Jakarta atau di kota lainnya, dan makanan matang pun harganya tak jauh beda dengan kota lainnya.

Datang ke Jakarta niatnya berrekreasi, akhirnya pilihan kami jatuh ke Ragunan karena anak kami sangat menyukai binatang. Kami mengendarai TransJakarta untuk mencapai tempat wisata dengan harga yang murah meriah. Tipsnya, jangan naik taksi deh kalau mau lebih irit, naik TransJakarta selain lebih murah tak pake acara macet pula, ditambah sopirnya baik banget. Ada pengalaman menarik saat naik Trans Jakarta, waktu itu kami mau pulang menuju hotel, ternyata salah jalur, penumpang lainnya telah habis karena turun satu per satu di setiap halte yang dilalui, sedangkan kami masih duduk di bus dengan bengong. Bengong, kok ternyata kami ada di terminal akhir, dan harus mulai antri lagi untuk menaiki bus ini. Padahal, kami lihat diluar, antrian sudah mengular, panjang sekali, sedangkan kami bawa anak umur 1,5 thn, tentunya antrian itu bikin kepala cenat-cenut. Yah, maklum deh, itu jam pulang perkantoran. Suami saya langsung berinisiatif untuk turun sebelum diusir untuk antri, kami rencananya mau naik taksi menuju hotel menginap. Saat bus berhenti persis di terminal (sayang sekali saya lupa nama terminalnya, hikss..), kami langsung beranjak dari tempat duduk, sadar diri lah karena sampai tempat ini bus harus sudah kosong melompong untuk mengangkut penumpang baru yang sudah mengantri. Saya baru saja akan berdiri ketika sang sopir dengan sangat sopan melarang kami untuk turun. Kata beliau, "Tidak usah turun bu, pak, nanti saya yang akan bertanggungjawab jika ditegur", belum sempat saya berterimakasih, sopir itu bertanya lagi, "Mau ke arah mana, tadi salah jalur ya?". Suami mengiyakan dan memberitahu jalur yang akan kami tuju. "Silahkan duduk saja, tunggu para penumpang lain masuk dan kita berangkat lagi".
Duhhh, masya Alloh, luar biasa baik sopir itu. Saya benar-benar merinding luar biasa, rasanya pingin nangis, karena ini pertama kalinya ngajak anak ke Jakarta dan naik TransJakarta pula, langsung dapat ujian karena harus nyasar dan ternyata ada sopir bidadari yang menolong kami dengan ikhlas, kami tak perlu antri dan ditambahi bonus tak perlu bayar lagi. Saya panggil ibu itu dengan sopir bidadari, karena selain cantik wajahnya juga hatinya. Semoga Tuhan juga memudahkan segala urusan anda ya, sopir bidadari (sekali lagi, sayangnya saya tidak tahu namanya).
Alhamdulillah ditolong sopir bidadari saat kesasar naik bus TransJakarta :), mungkin karena wajah kami melas kali yaaa, hahahaha...


Kembali ke cerita sebelumnya, tempat rekreasi yang kami kunjungi yaitu Ragunan. Tempat wisata yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang luasnya 140 hektar ini nampak lengang ketika kami datangi sekitar 2 tahun yang lalu. Maklum, kami berrekreasi pas hari kerja, suami sengaja mengambil jatah cutinya untuk rekreasi keluarga. Karena lengang, kami bisa menikmati setiap wahana yang disediakan sampai puas dengan nyaman tanpa berdesak-desakkan dengan pengunjung lain. Dan, masuk tempat wisata pun biayanya sangat terjangkau, murah banget :). Lalu apa sih yang ditakutkan dari Jakarta, sobat?. Selami dulu seluk beluknya, tak akan ada lagi deh yang ditakuti dari kota bernama JAKARTA, hehehe.


Di Ragunan, seperti layaknya kebun binatang lainnya, kami melihat beragam satwa, di Jogja ada GembiraLoka, namun ragam satwanya tak selengkap yang di Ragunan. Di Ragunan, kami bisa memperlihatkan kepada anak kami binatang Jerapah yang lehernya super panjang, tak semua kebun binatang mempunyai binatang ini lho. Dan tentunya binatang-binatang lainnya tak luput dari perhatian kami, seperti Gajah, Singa, dll.

Ciss..., Suami dan anak saya (Attar, saat itu 1,5 thn) sedang berfoto di depan kandang Gajah :)


Saya dan Attar sedang melihat si Raja Hutan (Singa) yang sedang terlelap

Setelah hari menjelang sore, kami pulang menuju penginapan. Sebenarnya masih banyak tempat yang ingin kami kunjungi, tapi mengingat suami hanya mengambil jatah cuti 2 hari dan melihat anak kami sudah mulai kelelahan dan rewel akhirnya perjalanan rekreasi hanya sampai di Ragunan saja. Meski begitu, kami sangat puas, karena banyak hal yang bisa kami perlihatkan dan sampaikan kepada anak kami, menambah wawasannya akan dunia binatang di usianya yang masih dini, yang selama ini hanya dilihatnya dalam buku-bukunya bisa dilihatnya secara langsung di dunia nyata :).


Liburan yang mengesankan meski hanya selama 2 hari. See You again ya, Jakarta, dan akhirnya kami pun landing dengan selamat di Bandara Adisutcipto Yogyakarta pada keesokan harinya.

 Alhamdulillah..., akhirnya landing juga setelah mengudara kurang lebih 1 jam :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar