Sabtu, 22 Desember 2012

AMAN SYARAT MUTLAK KESELAMATAN

Mempunyai rumah maupun tempat usaha harus memiliki standar Aman. Yaitu aman dari segala macam  gangguan yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni maupun aktifitas bisnis. Banyak cara membuat rumah ataupun tempat usaha aman, terutama dari gangguan pencurian maupun perampokan kawanan orang yang tak bertanggung jawab. Misalnya, secara konvensional dengan memasang teralis di setiap daun jendela, memberi pagar yang tinggi, dan sebagainya.


Sudah bukan hal yang heboh, ketika jaman sekarang suatu kawanan perampok begitu lihai menggasak harta benda yang dirampas dari rumah maupun tempat usaha tanpa diketahui oleh sang pemilik. Perampok jaman sekarang sudah sangat canggih dalam mengintai, membidik dan mengeksekusi target dengan rapi tanpa meninggalkan jejak. 


Dalam dunia kepolisian, ada kelompok yang bertugas sebagai intel untuk berbagai keperluan kepolisian, maka dalam dunia kejahatan pun tak kalah majunya, mereka juga menyiapkan intel untuk tujuan-tujuan kejahatan, seperti perampokan, pencurian, dsb. Setiap tindakan kejahatan harus dibuat jera agar tak banyak korban lagi. Yap, tindakan kejahatan harus ditekan secara maksimal, dan salah satu yang pernah menjadi korban kejahatan adalah saya sendiri.


Sedikit berkisah dengan pengalaman pribadi tentang peristiwa pencurian atau malah bisa juga dikategorikan perampokan yang terjadi di rumah saya, di daerah Kalasan Kota Yogyakarta, dua tahun yang lalu.


Memasuki bulan November, biasanya hati saya senang berbunga-bunga. Entah kenapa, saya sangat menyukai bulan November sedari kanak-kanak, mungkin karena di bulan inilah saya dilahirkan ke dunia ini, hehehe, saya merasa November bulan yang indahhhh banget. Cukup lebay, ya? ^^

Kedatangan bulan November kala itu seperti tahun-tahun sebelumnya tetap saya sambut dengan sukacita meskipun suasana alam saat itu sangat mencekam setelah meletusnya gunung Merapi tahap pertama, tanggal  26 Oktober 2010. Hari demi hari saya lalui bersama keluarga kecil saya. Masih seperti hari-hari biasanya meski kewaspadaan selalu muncul terkait aktifitas merapi yang meninggi. Saya dan suami selalu memantau perkembangan merapi, yang apabila sewaktu-waktu mengancam keselamatan kami, kami akan segera mengungsi ke tempat yang aman.


Hari itu tanggal 2 november, suasana masih sama seperti hari sebelumnya. Masyarakat sekitar tempat tinggal saya menghadapi kejadian alam ini dengan tenang namun tetap siaga. Hari itu anak saya susah sekali makannya, entah kenapa, saya perhatikan sejak memasuki bulan November anak saya yang kala itu belum genap berusia 2 tahun menjadi sangat sulit makannya. Namun, saya tak pernah putus asa, meski susah makan, saya mencoba berbagai cara untuk menyuapinya, yang penting harus ada makanan dan nutrisi yang mengisi lambungnya. Masa pertumbuhan anak saya tak boleh terlewatkan begitu saja. Sedikit curhat ala emak-emak...^_^


Hari pun berganti. Di suatu Shubuh, 3 November 2010. Suara adzan shubuh di salah satu stasiun Televisi (TV) terdengar sangat membahana dan membangunkan saya dari lelapnya tidur di malam itu. Yap, adzan shubuh itu saya dengar dari TV karena suami lupa mematikan TV saat hendak tidur. Seperti biasa, saya bangun hendak sholat shubuh, sebelum berwudhu saya sempatkan untuk mengecek HP saya, barangkali ada message, maklum saya tinggal berjauhan dari ortu dan biasanya Ibu saya sering sms untuk menanyakan kabar dan sebagainya. Keanehan pertama saya dapati. HP saya yang baru 5 hari dihadiahkan oleh suami saya tidak ada di meja ruang tamu, tempat biasa saya meletakkannya. Saya ingat-ingat lagi, kemana HP itu saya letakkan terakhir kali, memory saya tetap memberi pesan bahwa HP ada di atas meja, tapi kenapa tidak ada, itu pikiran saya. Atau barangkali di meja satunya, meja laptop, pikir saya lagi. Saya masuk ruang tengah dan menghampiri meja laptop, keanehan kedua saya temukan disini. Laptop yang malam itu masih saya pakai sampai pukul 23.00 WIB, sudah tidak ada di meja. Boro-boro menemukan HP, Laptop pun tak saya jumpai di tempat biasanya. Saya masih positive thinking, barangkali malam itu dipakai suami sehabis pulang ronda. Malam itu, suami saya memang kebagian jatah giliran ronda malam di kompleks perumahan beserta beberapa warga lain.


Kemudian, saya mengecek HP saya yang lainnya, kebetulan saya letakkan di kamar tidur, diatas lemari anak. Dan keanehan ketiga saya jumpai disini, HP saya pun tak ada di tempat biasanya. Keanehan pertama, kedua, dan ketiga. Saya masih berpikir positif, barangkali disingkirkan atau dipinjam untuk main games oleh suami. Dan, daripada bingung saya pun membangunkan suami untuk mengajaknya sholat shubuh. Setelah suami bangun saya bertanya tentang posisi laptop dan kedua HP saya. Suami saya bengong, katanya semalam sehabis ronda malam tidak menyentuh laptop maupun HP, bahkan langsung ketiduran tanpa sempat mematikan TV. Dan keanehan keempat inilah yang membuat saya setengah histeris, pingin nangis, secara bersamaan saya melihat dalam kamar saya, tas tangan saya yang berisi uang tunai jutaan dan saya letakkan di atas lemari anak juga tak ada. Lima keanehan inilah yang menyadarkan kami di pagi yang buta itu bahwa kami telah mengalami tindakan pencurian oleh oknum tak bertanggung jawab.


Suami pun tak kalah kagetnya setelah menyadari bahwa BlackBerry barunya, HP dan dompet berisi uang tunai dan beberapa kartu ATM telah raib. Saya pun semakin nelangsa ketika mengetahui semua perhiasan dan buku tabungan yang saya miliki ikut dicuri. Shubuh itu, kami benar-benar merasa hampa luar biasa. Semua harta benda melayang dari pandangan mata. Mau nelpon keluarga sudah tak ada HP, mau ke rumah tetangga tidak enak hati karena masih shubuh hari. Akhirnya kami berdua sholat shubuh, berdoa, merenung dan berharap mentari segera bersinar memancarkan terangnya. Memandang anak kami yang tertidur pulas adalah obat bagi kami, karena bagaimanapun dia adalah harta yang paling berharga, tak ternilai harganya. Puji syukur Alhamdulillah, jiwa kami tak ada yang cedera, dan terutama anak kami yang saat itu sedang tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan setiap orang, tidak dilukai oleh pencuri. Pasca peristiwa pencurian itu, banyak tetangga yang nyeletuk, "Yang penting Attar tidak diculik, bu, dia itu lucu banget, siapapun pasti ingin merawatnya". Weeww, benar kata para tetangga, setidaknya kami masih bisa bersyukur jiwa kami sekeluarga selamat saat ujian hidup itu datang menghampiri. Upss, saya kebanyakan curhat, nih, dasar emak-emak, hehehe...


Dari peristiwa yang telah nyata-nyata saya alami pada 2 tahun yang lalu, menyadarkan saya dan keluarga, betapa keamanan adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Masih beruntung, saat itu para pencuri (baca : perampok) tidak melukai kami barang sedikitpun, sehingga jiwa kami terselamatkan. Harta benda memang dapat dicari lagi, namun jika saat itu keamanan di rumah kami sudah memenuhi standar, tentu peristiwa yang tidak diinginkan itu tidak akan terjadi. Dan memang benar bahwa keamanan adalah kunci keselamatan jiwa dan raga, sekaligus harta dan benda yang ada dalam rumah maupun tempat usaha.


Saat ini, teknologi semakin maju dalam memberikan kontribusi dalam menjaga keamanan rumah tinggal dan tempat usaha. Berkembangnya teknologi ini tentu menjadi angin segar bagi kita semua. Kita menginginkan teknologi yang tepat guna dan praktis untuk menunjang aktifitas sehari-hari. Dan kini, kita benar-benar telah dimanjakan kehadiran produk teknologi yang merupakan terobosan dari PT TELKOM. Teknologi ini memudahkan kita untuk dapat terus memantau keadaan rumah maupun tempat bisnis dari jarak jauh, dengan memanfaatkan teknologi smartphone (HP). 


Teknologi ini disebut Speedy Monitoring yaitu online monitoring dimana kita bisa memantau dan merekam rumah atau bisnis kita dari smartphone (HP) kita dimanapun dan kapanpun dengan mudah. Wooww,  PT. TELKOM meluncurkan produk yang begitu memudahkan kita dalam mengawasi keamanan rumah maupun tempat usaha. Produk Speedy Monitoring berupa ip camera yaitu cctv online yang menggunakan bantuan protokol internet agar dapat diakses dimanapun dan oleh siapapun juga.


Dan kini saya pun hanya bisa berandai-andai. Andai saja yaaa, saat itu rumah saya sudah dilengkapi ip camera yang merupakan online monitoring yang dapat diaplikasikan untuk pengawasan dalam rumah, tentunya maling-maling itu bakalan keder masuk rumah saya karena rumah saya sudah dilengkapi fitur canggih untuk monitoring rumah, kalaupun nekat melakukan aksi pencurian pasti akan memudahkan pihak kepolisian dalam menangkap pelakunya. Sampai detik ini, memang belum terungkap siapa yang tega menyatroni dan merampas harta benda yang ada di rumah kami :(. 


Dan, sekali lagi, saya hanya bisa berandai-andai. Andaikan waktu itu ada cctv online di rumah saya. Pasti dengan jelas para pelaku kejahatan akan terekam dengan gamblangnya. Ahhh, jadi kebanyakan berandai-andai, bisa-bisa jadi ande-ande lumut deh, hahaha. Yang sudah hilang berarti memang sudah bukan menjadi hak kami, suatu saat pasti akan diganti oleh Sang Pemilik Hidup dengan yang lebih berkah dan melimpah. Dan kedepannya, pastinya kami harus semakin waspada dalam monitoring rumah. Ini bisa menjadi pelajaran buat yang lainnya juga ya. Suamiku....,yuk beli ip camera, yukkk.. ^^


Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti kompetisi blog Speedy Monitoring.






2 komentar:

  1. Semoga berhasil mbak... oiya,, butuh permak sedikit nih blognya biar tampilannya lebih wah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..., makasih doanya mbk Sylvia. Hehe, iya nih mbak, blognya sederhana bgt ya :). Makasih sarannya ^^

      Hapus