Rabu, 13 Februari 2013

Membangun Kreatifitas Positif pada Anak

Bila disuruh memilih, ingin anak cerdas atau anak kreatif, maka apa jawaban Anda?, ingin dua-duanya?, kan cuma disuruh milih satu, cerdas atau kreatif. Malah bingung ya, Moms?, hehehe... Hemmm, gak usah bingung deh Moms, anak cerdas dan kreatif itu sama-sama pentingnya, yang menjadi dasar dari tercapainya semua itu adalah anak yang sehat secara fisik maupun psikis. Anak yang sehat secara fisik terlihat dari kondisi anak yang jarang sakit, nafsu makan baik, pencernaan baik dan status gizi dan pertumbuhan normal. Sedangkan ciri anak yang sehat secara psikis yaitu anak aktif, responsif, ceria, tidurnya nyenyak dan bangun tidur ceria.

Anak yang sehat adalah pondasi dasar dari terbentuknya anak cerdas, dan stimulasi yang terus-menerus dari orangtua dan lingkungan akan membentuk anak yang cerdas menjadi anak yang kreatif. Kita harus percaya, semua anak yang terlahir di dunia ini pada dasarnya semua cerdas, namun pada perkembangannya faktor gizi, pola asuh, stimulasi dan lingkungan akan berpengaruh pada tingkat intelegensi anak di kemudian hari. Orangtua  perlu menstimulasi anak yang cerdas secara terus-menerus agar kreatifitas anak terbangun dengan sendirinya. Anak kreatif memiliki kemampuan menciptakan produk atau aktivitas baru dari hasil pemikirannya sendiri. Biasanya anak kreatif mempunyai banyak ide, rasa keingintahuannya besar, imaginatif dan produktif.

Kreatifitas anak tak muncul begitu saja, semua butuh proses yang berkesinambungan. Sebagai orangtua, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengasah kreatifitas anak. Anak yang kreatif adalah anak yang percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Oleh karenanya, orangtua harus menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya selalu mendengarkan ataupun menjawab pertanyaan anak dengan nada bicara yang lembut dan hangat, meskipun sang anak menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Dapat juga dengan memuji setiap hasil karya yang dibuat anak dengan kreasinya sendiri, bila anak belum berhasil harus dimotivasi dan jangan pernah dicela. Mencela anak hanya akan membuatnya merasa tidak dihargai dan tidak berguna yang akan menghambatnya dalam proses tumbung kembangnya dalam pencapaian jati diri.

Apa sih Kreatif itu?
Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti seminar parenting yang diselenggarakan di Kota Yogyakarta. Acara tersebut diisi oleh para pakar yang kompeten di bidangnya masing-masing. Salah satu expert yang dihadirkan adalah psikolog anak, Dra. Ratih Andjayani Ibrahim, M.Psi. Dari paparan beliau, saya menangkap informasi, bahwa anak kreatif adalah anak yang mampu menciptakan produk atau aktivitas baru dari hasil pemikirannya sendiri secara orisinil. Anak kreatif selalu banyak ide, mempunyai daya imajinasi dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Banyak faktor yang membentuk anak menjadi kreatif, antara lain kesehatan, kepercayadirian, dan keterampilan anak dalam bersosialisasi. Dan anak dikatakan kreatif jika apa yang dihasilkannya berasal dari idenya sendiri, dan produknya bersifat positif bukan hal negatif. Beliau pun bercerita, dalam menangani perkembangan psikologi anak ada hal yang cukup langka ditemuinya, beliau pernah menangani masalah perilaku anak di suatu SD, anak tersebut suka membuat stink bomb (bom bau busuk) yang membuat teman-teman dan para gurunya risau. Stink bomb yang dibuat anak SD tersebut berasal dari macam-macam kotoran yang menimbulkan bau busuk saat bom yang dibuatnya meledak. Dari contoh diatas, meskipun anak tersebut berhasil membuat suatu produk dari pemikirannya sendiri namun anak tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai anak kreatif karena hasil kreasinya bukan hal positif tapi justru merugikan orang lain di sekitarnya. Beliau menegaskan, suatu tindakan yang bersifat jahil dan usil apalagi sampai merugikan orang lain, meskipun itu aktivitas yang timbul dari ide murni sang anak tidak bisa dikatakan perbuatan kreatif. Dari situ saya dapat menyimpulkan bahwa kreatif haruslah aktifitas yang menghasilkan hal positif, yang perlu kita bangun pada anak-anak kita adalah kreatifitas positif.


Stimulasi apa yang dapat menumbuhkan kreatifitas positif pada diri anak?
Anak adalah seorang peniru yang ulung. Apa yang dilihatnya dan didengarnya begitu mudah diserap oleh otaknya. Oleh karenanya, membiasakan kebiasaan baik sejak dini sangat diperlukan untuk membentuk karakternya kelak. Pendidikan untuk anak dimulai dari keluarga, terutama dari sang Ibu yang sejak mengandung telah mendidiknya. Usia balita adalah usia bermain, sebagai orangtua kita tidak boleh mengambil hak mereka karena masa kanak-kanak tak akan terulang lagi. Mendidik anak yang paling menyenangkan adalah melalui kegiatan bermain. Bermain menstimulasi kreatifitas anak untuk menuangkan ide-ide orisinilnya. Pendampingan orangtua di masa-masa ini sangat diperlukan, selain akan mempererat ikatan batin, anak juga perlu dibantu untuk memecahkan masalah-masalah sederhana (berkaitan mainannya), anak juga perlu diajari cara memainkan mainannya dengan benar. Pendampingan orangtua sangat diperlukan untuk mengarahkan pikiran dan perilaku anak, karena anak belum mengerti mana yang baik dan buruk, mana yang boleh atau tidak boleh, sehingga dengan pendampingan yang baik maka kreatifitas yang dihasilkan oleh anak akan bersifat positif. Anak yang sering ditemani dan didampingi orangtua saat bermain mempunyai kemampuan motorik, kreatifitas dan kecerdasan emosi yang bagus.


Bagaimana cara saya mengasah kreatifitas anak?
Untuk mengasah kreatifitas anak, saya sering mengajak Attar jalan-jalan melihat alam sekitar, dari situ saya dapat mengenalkan berbagai macam tanaman, binatang ataupun benda lain yang kami temui di jalan. Kegiatan jalan-jalan bersama keluarga merupakan momen spesial bagi kami, dan tentunya Attar akan mengingatnya sampai dewasa, hal ini dapat menjadi stimulan anak menjadi kreatif. Dalam kegiatan sehari-hari, saya juga sering melibatkan Attar dalam membantu pekerjaan rumah tangga sederhana, diantaranya mengajak Attar membereskan mainannya agar tidak berserakan, memberi kesempatan pada Attar untuk ikut mengocok telur jika sedang memasak telur (kebetulan telur adalah salah satu lauk favoritnya, hehehe..).

Untuk mendukung kreatifitas anak, saya dan suami menyediakan ruangan yang cukup luas untuk aktifitas bermain anak di dalam rumah. Ruangan untuk bermain anak harus aman, nyaman dan dapat dapat kami pantau saat sedang mengerjakan hal lain. Berbagai macam mainan kami sediakan untuk temannya bermain, diantaranya lego, puzzle, buku gambar lengkap dengan crayonnya, bola, mobil-mobilan dan sebagainya. Kami membebaskan kegiatan Attar dalam bermain selama hal itu positif dan aman bagi jiwanya. Alhasil banyak kreasi yang dia hasilkan dari aktivitas bermainnya, diantaranya menciptakan beragam mainan kesayangan dengan media lego, menggambar obyek yang digemarinya kemudian mewarnainya. Attar pandai berkreasi dengan lego karena sejak kecil sering melihat kakak sepupunya menciptakan berbagai mainan dengan lego, kegiatan sosialisasinya memberi manfaat yang besar bagi Attar dalam membangun kreatifitasnya.

Dan karena Attar anak aktif, maka aktifitasnya tak hanya bermain di dalam rumah. Attar suka bermain di kebun belakang rumah, banyak sekali benda yang dapat dijadikannya mainan. Misalnya, tanah, Attar sering menjadikan tanah sebagai media untuk membuat rumah-rumahan, ranting-ranting kayu yang sudah terlepas dari pohon dijadikannya pistol-pistolan dan kemudian bermain perang-perangan bersama teman-temannya. "Seraaaaang...., duer...duer...duer!", teriak Attar sambil mengarahkan "pistol" ke arah lawan mainnya. Kegiatan bermain di luar rumah memang rentan kuman, namun saya selalu memberi pengertian kepada Attar, setelah selesai bermain kotor-kotoran harus segera cuci tangan, kaki, muka, dan ganti baju, alhamdulillah Attar mau mengikuti nasehat saya, sehingga tak ada alasan bagi saya untuk mengekang ekplorasinya selama itu positif dan tidak membahayakan jiwanya.

Tiap sore jika cuaca tidak sedang hujan, Attar sering bermain bola di halaman depan rumah bersama para tetangga cilik, saat bermain bola Attar kelihatan sekali sebagai anak aktif dan sehat, karena dia yang paling energik berlari mengejar bola meski usianya paling muda diantara teman-teman bermainnya. Attar dan teman-teman ciliknya juga suka bermain sepeda bersama. Kegiatan bermain bersama para tetangga cilik ini menjadi momen spesial bagi Attar, dia terlihat begitu gembira saat sedang berkumpul dengan teman-temannya, tertawa begitu riang, keceriaan terlukis jelas di raut wajahnya. Dan tentunya momen spesial saat masa kanak-kanak akan menjadi kenangannya di masa dewasa, seperti kenangan saya saat kecil dulu, bermain ke sawah bersama teman-teman mencari buah kersen yang tumbuh liar, membuat rumah-rumahan dari batang pohon dan pelepah daun pisang, dan lainnya :). Kegiatan bermain bagi anak selain membuat hatinya senang juga dapat menjadi sarana menumbuhkan kreatifitas anak. Dengan bermain, otak anak akan bekerja secara optimal, karena pada masa golden period sel-sel otak anak sedang mencari koneksi yang berkesinambungan. Jangan pernah membatasi gerak langkahnya selama aktifitasnya dapat membangun kreatifitas positif dan aman bagi jiwanya.

Saat hendak tidur malam, kebiasaan Attar adalah minta didongengkan terlebih dahulu. Mungkin karena sudah terbiasa sejak kecil maka bila belum didongengkan dia belum mau memejamkan matanya :). Setiap malam sedikitnya ada tiga judul cerita yang harus didongengkan. Saya dan suami pun bergantian memberikan dongeng, dari membacakan buku sampai yang kami karang sendiri :). Mendongeng juga dapat menstimulasi kreatifitas anak karena mengaktifkan daya imajinasi si kecil.

Attar mulai bersekolah di Play Group saat usianya 3,5 tahun. Bersekolah juga dapat mengasah dan mengaktifkan kreatifitas anak. Di sekolahnya, Attar sering mengikuti kegiatan out bond yang dilakukan di alam terbuka yang dapat menstimulasi perkembangan kreatifitasnya. Kegiatan out bond di sekolah yang paling digemari Attar adalah  renang, kegiatan memasak, dan bercocok tanam sayur-mayur. Kata gurunya, Attar juga sangat menyukai kegiatan finger painting dan bermain peran yang menunjukkan kreatifitas positifnya. Sebagai Ibu, hal yang membahagiakan bagi saya ketika menyaksikan Attar yang kini berusia 4 tahun tumbuh menjadi anak aktif, percaya diri, mudah bergaul dan kreatif, yang merupakan modal baginya menjalani masa depannya. Dasar dari semua pencapaian ini berasal dari tubuhnya yang sehat, karena dalam tubuh yang sehat tentunya terdapat jiwa yang kuat pula.



Tubuh sehat Attar tak lepas dari kebiasaan baiknya, yaitu mengonsumsi vitamin Seven Seas. Seven seas emulsion mengandung vitamin A, D, E, C, B6 dan omega 3 (DHA) selalu menemani hari-hari Attar, 2 sendok teh sehari cukup membantunya untuk tetap sehat dan bugar, juga mengoptimalkan perkembangan sel-sel otaknya yang membuatnya tumbuh menjadi anak cerdas dan kreatif.

Artikel ini saya ikutkan dalam kontes  blog "Moms and Baby's Diary" yang diselenggarakan oleh Seven Seas Emulsion, semoga bermanfaat ^_^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar